Banjarmasin (ANTARA) - Anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) H Iberahim Noor SE mengharapkan keberadaan industri nikel agar semakin mendorong roda perekonomian provinsinya.
Harapan wakil rakyat dari Partai NasDem itu disampaikannya melalui whatsapp, Kamis (28/7/22) sehubungan peletakan batu pertama pembangunan smelter nikel di Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalsel, 25 Juli lalu.
"Kami mengapresiasi perusahaan yang membangun pabrik pengolahan nikel tersebut. Apalagi investornya urang Banua," ujarnya.
Pasalnya, menurut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) itu, keberadaan industri nikel tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga berpotensi ekspor.
"Hal lain yang tidak kalah penting, pabrik nikel tersebut menampung banyak tenaga kerja, berarti secara langsung maupun tidak menunjang pendapatan keluarga," lanjut mantan Wakil Ketua Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalsel yang juga membidangi ketenagakerjaan tersebut.
"Oleh karenanya kita berharap rekrutmen ketenagakerjaan industri nikel di Tanbu tersebut memberikan kesempatan semaksimal mungkin terhadap warga setempat," demikian Iberahim Noor.
Berita terkait: Gubernur Kalsel groundbreaking smelter PT. ABC di Tanah Bumbu
Saat menghadiri peletakan batu pertama, Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, yang akrab dengan sapaan Paman Birin, menyatakan pembangunan smelter PT Anugerah Barokah Cakrawala (ABC) di kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanah Bumbu akan mendukung program hilirisasi industri yang menjadi prioritas pembangunan Kalsel serta terwujudnya kawasan industri yang mendukung pembangunan daerah.
Smelter ini berkapasitas produksi 40.000 ton/tahun dan akan menyerap sekitar 1.200 tenaga kerja. Pembangunannya satu kawasan dengan pabrik biodesel PT Jhonlin Agro Raya (JAR), yang peresmiannya oleh Presiden Joko Widodo 21 Oktober 2021.
Berita terkait: Pembangunan smelter nikel di Tanah Bumbu serap 1.200 tenaga kerja