Banjarbaru (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarbaru meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terutama pada hewan kurban, baik sapi maupun kambing.
Kepala DKP3 Kota Banjarbaru Abu Yajid Bustami, Kamis, mengatakan, pihaknya sudah menurunkan dokter hewan dan petugas melakukan pengecekan ke kandang peternak maupun pengumpul hewan kurban.
"Sejumlah dokter hewan dibantu petugas sudah mendatangi kandang milik peternak maupun pengumpul hewan kurban guna mengecek dan mengetahui ada tidaknya PMK," ujar dia di sela kunjungan ke lapangan.
Menurut Yajid, yang baru dua hari dilantik sebagai Kepala DKP3 Kota Banjarbaru, pihaknya mendampingi petugas mendatangi peternak di Loktabat Selatan dan pengumpul besar di Loktabat Utara
Hasil pemeriksaan, tidak ditemukan hewan kurban terutama pada sapi yang terserang PMK, sehingga aman dan sehat dijadikan hewan kurban hingga dagingnya tidak berbahaya dikonsumsi manusia.
"Sejauh ini memang tidak ditemukan PMK baik pada sapi dan kambing, tetapi kami tetap waspada dengan melakukan pemeriksaan di kandang peternak maupun pengumpul besar terkait kesehatan hewan," ucapnya.
Dikatakan, merebaknya wabah PMK yang terjadi di Pulau Jawa maupun daerah lainnya berdampak pada pasokan hewan kurban baik sapi maupun kambing sehingga stoknya jauh lebih terbatas dibanding tahun lalu.
"Pengumpul hewan kurban tidak bisa mendatangkan sapi dan kambing karena wabah PMK sehingga stok terbatas dan menguranginya jumlah hewan kurban yang didatangkan untuk Idul Adha," ungkapnya.
Meski pun demikian, pihaknya yakin stok hewan kurban lokal mencukupi kebutuhan hingga menjelang Hari Raya Idul Adha karena ketersediaan hewan secara keseluruhan melebihi kebutuhan yang diperkirakan.
"Stok hewan kurban yang berada di pengumpul dan peternak sebanyak 1.300 ekor dan kebutuhan saat Idul Adha diperkirakan 900 ekor sehingga jumlahnya masih mencukupi untuk hari raya kurban nanti," katanya.