Banjarmasin (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Selatan mengembangkan desa dengan daya tahan perubahan iklim melalui program Desa Sasangga Banua.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalimantan Selatan Hanifah Dwi Nirwana di Banjarmasin, Senin, mengharapkan melalui program itu, desa-desa rawan bencana akan memiliki kewaspadaan terhadap setiap perubahan lingkungan.
Program Desa Sasangga Banua suatu konsep desa yang diinisiasi oleh pemerintah provinsi setempat untuk percepatan sebaran pembangunan desa yang mampu beradaptasi dengan perubahan iklim.
Dia mengharapkan melalui program tersebut, desa-desa di daerah rawan bencana mampu melakukan mitigasi terhadap perubahan iklim dan pada akhirnya menjadi desa berketahanan iklim.
Program Desa Sasangga Banua diharapkan dilaksanakan di seluruh desa di Kalsel yang rentan terhadap bencana terkait dengan perubahan iklim.
Pada 2021 telah teridentifikasi delapan desa untuk melaksanakan program Desa Sasangga Banua, sedangkan pada 2022 akan dilakukan pembinaan di lokasi teridentifikasi tersebut.
Beberapa desa tersebut, antara lain di Kabupaten Banjar meliputi Desa Sungai Besar, Desa Bincau Muara, Desa Akar Begantung, Desa Abumbun Jaya.
Selain itu, beberapa desa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, antara lain Desa Alat, Desa Patikalain, Desa Baru, Kecamatan Hantakan, di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu Desa Ulang dan Desa Haratai, Kecamatan Loksado yang rentan terjadi banjir dan longsor.
Selain mengembangkan program Desa Sasangga Banua, DLH juga menargetkan setiap tahun sebanyak 70 desa di Kalsel mendapatkan apresiasi proklim.