Banjarmasin (ANTARA) - Seorang legislator dari DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) berpendapat, semua pihak harus lebih mengoptimalkan keberadaan pasar agribisnis dan pasar lainnya.
Anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalsel yang juga membidangi perdagangan serta pertanian secara umum, H Haryanto SE mengemukakan pendapatnya, Kamis (18/11) sesudah pertemuan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tabalong.
Ketika kunjungan kerja (Kunker) ke "Bumi Saraba Kawa" Tabalong atau kabupaten paling utara Kalsel, 15 - 17 November lalu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat memaparkan antara lain mengenai pasar agribisnis.
"Kita mengapresiasi atas keberadaan pasar agribisnis di Bumi Saraba Kawa Tabalong yang berbatasan dengan Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah (Kalteng) tersebut," ujar wakil rakyat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menjawab Antara Kalsel.
"Oleh karena baru, pasar agribisnis Tabalong tersebut cukup bagus. Cuma ke depan harus kita jaga keberadaannya agar lebih optimal," lanjutnya di sela-sela rapat paripurna DPRD Kalsel yang dipimpin Ketuanya Dr (HC) H Supian HK SH MH.
Menurut dia, untuk menjaga keberadaan dan lebih memaksimalkan pasar agribisnis tersebut, bagaimana cara pihak-pihak terkait ada keseimbangan antara penjual dan pembeli.
"Misalnya kalau penjualan atau mata dagangannya berlimpah, sementara pembeli kurang atau sebaliknya maka keberadaan pasar agribisnis itu akan maksimal," ujarnya.
"Padahal sudah menggunakan anggaran pemerintah yang cukup besar untuk pembangunan pasar agribisnis itu," lanjut mantan auditor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tersebut.
Ia menunjuk beberapa pasar di Kalsel yang manfaatnya kurang maksimal seperti halnya di Martapura (40 kilometer dari Banjarmasin), ibukota Kabupaten Banjar.
"Mungkin bukan cuma di Martapura Kabupaten Banjar, tapi juga terdapat seperti di Kandangan (135 kilometer timur laut Banjarmasin), ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Barabai (165 kilometer timur laut Banjarmasin), ibukota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST)," ujarnya.
"Saya memang belum melihat pasar agribisnis di HST dan HSS, mudah-mudahan berfungsi maksimal sebagaimana harapan kita bersama," demikian Haryanto.