Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga berharap dengan meningkatnya partisipasi politik para perempuan pedesaan, mereka dapat lebih berperan aktif dalam mengambil keputusan dan menciptakan program-program yang berperspektif pada kepentingan perempuan.
"Lahirnya kebijakan yang berperspektif perempuan akan mempermudah perempuan untuk menjemput berbagai kesempatan yang selama ini sulit mereka akses," kata Menteri Bintang dalam webinar bertajuk "Pengukuhan Kepemimpinan Perempuan Penggerak Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak" yang diikuti di Jakarta, Kamis.
Dia menyebut perempuan masih dikategorikan sebagai kelompok rentan meskipun jumlah mereka mengisi setengah dari populasi Indonesia. Kerentanan perempuan ini disebabkan budaya patriarki yang masih mengakar di masyarakat.
"Perlu menjadi perhatian kita bahwa kerentanan perempuan ini bukan disebabkan dirinya lemah, melainkan karena konstruksi sosial yang berperspektif menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah dari laki-laki," kata Bintang.
Bintang menuturkan dalam pembangunan yang berbasis pada pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan dan kepentingan terbaik anak adalah suatu keharusan. Namun pada kenyataannya, perempuan dan anak masih mengalami diskriminasi dan belum diprioritaskan dalam pembangunan.
Untuk mendukung pembangunan yang berbasis pengarusutamaan gender, diperlukan keterwakilan terutama dari para perempuan yang berjiwa pemimpin dan memiliki sensitivitas luar biasa sehingga dapat mendukung pembangunan perempuan dan anak.
"Dengan pelatihan ini diharapkan para perempuan pedesaan menjadi lebih percaya diri untuk mencalonkan diri serta lebih terampil dalam berpolitik untuk menyuarakan hak-hak kaum perempuan," katanya.
Pelatihan Kepemimpinan Perempuan Perdesaan Tahun 2021 diikuti oleh 300 peserta perempuan yang berasal dari lima provinsi dan 10 kabupaten. Pelatihan ini akan digelar berkesinambungan di 34 provinsi hingga tahun 2024.