Banjarmasin (ANTARA) - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Muhammad Makhmud menyatakan, pasokan ayam potong di daerahnya berkurang hingga harganya menjadi cukup mahal saat ini.
"Biasa kisaran 35 ribu ekor per malam, kini antara 20 ribu hingga 25 ribu ekor saja," ujarnya di Banjarmasin, Rabu.
Menurut dia, pasokan ayam potong masuk ke kota ini melalui Rumah Potomg Unggas (RPU) milik pemerintah kota di Basirih, Banjarmasin Selatan.
"Pasokan berkurang, permintaan pasar tinggi saat bulan Rabiul Awal atau bulan maulid Nabi Muhammad SAW ini," paparnya.
M Makhmud mengatakan, karena komiditas ayam potong sedikit di saat masyarakat kota ini merayakan atau memperingati bulan lahirnya Nabi Muhammad SAW tersebut, hingga harga terpantau naik.
"Harga ayam di kandang sudah merangkak naik, otomatis harga di pasar ikut melonjak naik," tuturnya.
Dari pantauan pihaknya di pasaran, harga ayam potong ukuran 1,8 Kg mencapai Rp45 ribu per ekor.
"Rumor yang beredar, kemungkinan hari Jumat atau Sabtu akan naik lagi, sebab acara maulid biasanya dilaksanakan masyarakat saat hari libur," ujarnya.
Menurut dia, hitungan BEP peternak ayam potong untuk minggu ini sudah mendekati angka Rp30 ribu.
"Jadi dengan pertimbangan seperti itu maka harga jual ayam potong di pasaran melonjak naik menyentuh angka Rp45 ribu per ekor," ujarnya.
Dia menjelaskan, BEP (Break Event Point) istilah yang digunakan pengusaha atau peternak ayam untuk menghitung semua biaya yang digunakan.
"Untuk memelihara ayam per ekor, mulai harga bibit ayam DOC, pakan, obat-obatan, vitamin dan keperluan kandang yang lainnya saat pemeliharaan sampai panen," terang M Makhmud.
Dikatakan dia, meski kondisi di RPU mengalami penurunan karena pasokan ayam kurang, tapi tidak mengurangi aktifitas pemotongan dan distribusi ke pengecer.
"Intinya pasokan ayam potong di daerah kita masih lancar, tapi berkurang dari biasanya saja," ucapnya.
Pasokan ayam potong di Banjarmasin berkurang hingga harganya mahal
Rabu, 13 Oktober 2021 23:10 WIB