Jakarta (ANTARA) - Indonesia dalam berbagai strata pemerintahan terus bekerja mewujudkan komitmen global untuk menjaga kelestarian sumber daya air jelang presidensi G20 pada 2022, kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.
Hal itu disampaikan oleh Menteri LHK Siti ketika menjadi salah satu pembicara kunci dalam Dialog Tingkat Tinggi Tentang Air atas undangan pemerintah Italia selaku presidensi G20-2021 yang diadakan virtual pada Rabu, menurut keterangan resmi Kementerian LHK yang diterima di Jakarta pada Kamis pagi.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Siti menjelaskan tentang peran esensial sumber daya air berkelanjutan dalam pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) serta pembangunan keamanan pangan dan energi di Indonesia.
"Indonesia juga mendukung langkah-langkah perundingan dan kerja sama global terkait kelestarian sumber daya air yang sedang berlangsung," ujar Siti dalam pertemuan yang dihadiri pejabat setingkat menteri di bidang lingkungan hidup dan kehutanan serta perwakilan negara-negara anggota G20, berbagai pimpinan entitas PBB dan lembaga internasional serta pemerhati lingkungan itu.
Siti juga menyampaikan beberapa capaian signifikan yang telah dilakukan Indonesia seperti instalasi daur ulang air wudhu di Masjid Nasional Istiqlal di Jakarta. Di mana kapasitas terpasang untuk mengolah air limbah fasilitas tersebut bisa mencapai 96 meter kubik per hari, lebih dari cukup untuk menyediakan air bersih bagi setidaknya delapan ribu jamaah setiap hari.
Capaian lainnya adalah eco-riparian yang berfokus pada pemanfaatan sungai dan danau untuk mengurangi pencemaran limbah domestik melalui pengolahan bersama air limbah rumah tangga sebelum dibuang ke sungai untuk sembilan lokasi di Citarum, Ciliwung, Bengawan Solo serta Danau Toba.
Sejak 2019, KLHK telah memperkenalkan pemanenan air hujan dengan lebih dari 500 unit terpasang di desa-desa di 16 provinsi di Indonesia untuk mendapatkan air bersih bagi konsumsi rumah tangga.*