Tapin (ANTARA) - Budidaya jamur tiram itu awalnya hanya untuk konsumsi TNI di Kodim 1010/ Rantau, Kabupaten Tapin, namun sekarang berkembang karena banyak peminat.
"Dalam perkembangan kesehariannya, ternyata minat masyarakat sangat tinggi. Sehingga kami terus kembangkan dan sampai saat ini, banyak konsumen yang datang dari luar untuk membeli jamur," kata Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXXIII Dim 1010, Ny. Wahyu Ningsih Lestari.
Diakuinya, ditimbang pembeli yang datang sendiri, permintaan pasar akan jamur sangat tinggi hingga hasil panen kerap tak mampu untuk memenuhi.
"Atensi masyarakat luar biasa untuk jamur tiram," ujarnya.
Mengingat jamur itu sangat ekonomis, para istri tentara itu berencana menambah ulasan rumah produksi jamur dan akan membuat olahan makanan seperti jamur krispy, nugget jamur dan olahan makanan ringan lainnya.
"Saat ini harga jual di pasaran satu kilogram Rp27 ribu sedangkan di tempat kami dijual 22 ribu," jelasnya.
Tak hanya jualan, apabila ada masyarakat yang ingin tahu dan belajar tentang cara budidaya, rumah produksi jamur itu dibuka untuk umum.
"Silahkan hubungi kami, karena kami akan siap mengajarkannya kepada siapa saja yang ingin belajar," lanjutnya.
Lokasi itu berada dibelakang Kodim 1010 Rantau, di sana juga terdapat rumah hijau, pepohonan karet dan Caffe untuk bersantai.
"Luar biasa ibu ibu itu," kata Komandan Kodim 1010 Rantau, Letkol Inf Andi Sinrang.
Budidaya jamur tiram berawal konsumsi sendiri
Rabu, 3 Februari 2021 6:26 WIB