Jakarta (ANTARA) - Hyundai mengumumkan rencana investasi sebesar 55,5 miliar dolar AS (Rp785.5 triliun) pada tahun 2025 untuk menggenjot pasar mobil listrik (EV), demikian melansir warta kantor berita Yonhap, Sabtu.
Melalui kucuran dana tersebut, Hyundai akan memperkuat jajaran kendaraan listrik untuk bersaing dengan General Motors dan Volkswagen. Hyundai menyatakan ingin merebut 8-10 persen pangsa pasar mobil listrik secara global pada 2040.
"Mulai tahun 2030, Hyundai secara bertahap mengalihkan lineup EV-nya ke pasar utama, seperti Eropa, China, dan Amerika Serikat, sambil mempertahankan kapasitas produksi kendaraan mesin konvensional di pasar negara berkembang, seperti India dan Rusia, tetapi yang akan dibatasi kurang dari 50 persen," kata Presiden dan Kepala Divisi R&D Hyundai, Albert Biermann.
Albert Biermann menilai pasar kendaraan listrik akan semakin luas, terutama di Eropa, berkat kebijakan emisi rendah karbon yang ketat.
"Pasar Eropa yang memimpin, pertumbuhan EV diperkirakan akan semakin meningkat di tahun-tahun mendatang. Pada tahun 2030, kami memperkirakan pasar EV mengambil sekitar 30 persen dari seluruh pasar mobil," katanya.
Untuk mencapai tujuan itu, Hyundai berencana meluncurkan IONIQ yang menggunakan platform EV Global (E-GMP) pada tahun depan. Platform EV terbaru itu hadir dengan baterai yang lebih kuat untuk menjelajah sejauh 500 kilometer dengan sekali pengisian baterai.
Selanjutnya, Hyundai akan memperkenalkan sedan menengah IONIQ 6 pada 2022 dan SUV besar IONIQ 7 pada 2024. Hyundai mulai menggunakan nama angka seperti BMW, yang memakai nomor seri dari 1 hingga 8.
Adapun merek Genesis dari Hyundai akan mulai memasarkan mobil sepenuhnya listrik pada tahun depan. Secara total, mereka akan meluncurkan lebih dari 12 model berbasis E-GMP pada 2025, dengan target penjualan 560.000 unit per tahun.
Hyundai gelontorkan investasi Rp785 triliun untuk genjot pasar EV
Sabtu, 19 Desember 2020 8:27 WIB