Jakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno menilai upaya kemandirian produksi aspal di dalam negeri yang dilakukan oleh BUMN karya penting dilakukan untuk mendukung pembangunan infrastruktur jalan tol.
"Kemandirian produksi aspal dalam negeri sangat penting dalam pembangunan infrastruktur jalan tol," ujar Djoko saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan bahwa material aspal ini juga sangat bermanfaat bagi perawatan jalan-jalan non-tol atau nasional di seluruh wilayah Indonesia.
"Saya menyarankan upaya riset dan pengembangan lebih diperkuat oleh BUMN-BUMN karya melalui kolaborasi dan kemitraan dengan perguruan tinggi, terutama dalam meningkatkan kualitas material aspal produk domestik," kata pengamat transportasi tersebut.
Selain itu, lanjut Djoko, kolaborasi dan kerja sama dengan perguruan tinggi Indonesia juga dapat mengurangi waktu riset dan pengembangan produksi material infrastruktur dalam negeri.
Dia juga menilai jika produk aspal dari BUMN karya seperti WIKA berhasil mendapatkan sertifikasi tentunya tidak hanya mendukung kemandirian material infrastruktur, namun juga produk tersebut bisa untuk kualitas ekspor.
Upaya kemandirian produksi material aspal yang dilakukan oleh BUMN karya bisa menjadi terobosan baik dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Saat ini PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA melalui anak usahanya PT WIKA Bitumen saat ini sedang mengembangkan aspal ekstraksi yang akan menjadi material pengganti aspal impor.
Setelah melalui serangkaian uji coba, ternyata memang dari semua aspek aspal yang dihasilkan oleh WIKA memiliki kualitas lebih baik dibandingkan aspal yang beredar di pasaran yakni jenis aspal penetrasi rendah (PEN) 60/70.
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengatakan bahwa pihaknya sekarang sedang dalam proses pengeluaran sertifikat bagi aspal Buton yang dihasilkan yakni jenis PEN 40/50, yang pada Desember 2020 diharapkan sudah terbit sehingga telah tersertifikasi dan bisa digunakan oleh pelaku jasa konstruksi di Indonesia.
Di samping itu, WIKA juga berencana untuk membuat big extraction plant untuk aspal berkapasitas 2x100.000 ton per tahun pada 2021, kemudian pada 2022 akan memulai untuk membangun pabrik berikutnya.