Tapin (ANTARA) - Ekspor produk olahan cabai Hiyung ke beberapa negara Eropa dan Asia harus tertunda dikarenakan label dan kemasan produk yang belum masuk dalam kualifikasi untuk ekspor.
Cantika Putri Kehi Lau, Fasilitator dari Dharma Bakti Astra yang membina petani cabai Hiyung di Desa Hiyung mengatakan, bahwa, saat ini pihaknya sedang merivisi kemasan produk cabai Hiyung untuk memenuhi syarat ekspor.
"Saat ini kami masih dalam menyesuaikan kemasan dan laber yang sesuai dan masuk dalam kualifikasi untuk ekspor produk," ujarnya saat di hubungi via WhatsApp.
Sementara untuk administrasi, dikatakan Cantika bahwa pada 20 November tadi, produk olahan cabai Hiyung yakni Abon Cabai Rawit Hiyung sudah terdaftar di BPOM RI.
"Nomer izin edar pangan olahan dari BPOM merupakan salah satu syarat administrasi agar masuk kualifikasi produk untuk ekspor," ujarnya.
Sementara itu, Junaidi, Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Karya Baru mengatakan pihaknya menyerahkan untuk kemasan produk sepenuhnya ke PT Astra sebagai pembinanya.
"Semoga bisa terselesaikan dan bisa segera ekspor," harap Junaidi
Diketahui, petani cabai Hiyung dalam setahun mampu menghasilkan 500 ton lebih cabai yang diketahui kepedasannya 17 kali lipat dari cabai Nasional lainnya.
Sebelumnya rencana ekspor produk cabai Hiyung ke beberapa negara Eropa dan Asia dimulai pada bulan September.
Dan saat ini produk olahan cabai Hiyung seperti sambel dan abon sudah masuk pasar Pulau Jawa, dan Sumatera.