Tanjung (ANTARA) - Tantangan hebat di tengah masa pandemi COVID-19 tak menyurutkan langkah PT Adaro Indonesia terus berbagi bersama masyarakat. Setelah 2019, Adaro melalui sejumlah program pemberdayaan masyarakat, serta operasional tambang berbasis teknologi ramah lingkungan, diganjar penghargaan kategori tertinggi dalam penilaian proper oleh kementerian Lingkungan Hidup, pada 2020 Adaro kembali mendapat kesempatan itu.
Melalui surat keputusan Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bersama 48 perusahaan lainnya, Adaro ditetapkan sebagai kandidat peraih proper emas pada 2020. Menariknya, dari 48 kandidat tersebut, hanya 2 perusahaan tambang batubara yang terpilih. Adaro, satu diantaranya.
Menurut External Relation Division Head Adaro, Rizki Dartaman, perjuangan panjang sejak meraih peringkat hijau hingga kembali di nominasikan meraih emas, bukan perkara mudah. Penerapan good mining practice, dan pengelolaan lingkungan yang baik, adalah tonggak awal.
"Raihan emas ini, setelah kita melewati tahapan hijau. Proper emas merupakan catatan nilai lebih, melalui program pemberdayaan masyarakat yang lebih dikenal dengan CSR. Apa yang kita lakukan, melebihi ekspektasi pemerintah," ujarnya.
Menurut Rizki, ditengah pandemi covid-19 saat ini, tak dipungkiri bahwa perusahaan dalam kondisi sulit. Namun, besarnya tanggungjawab yang diemban, dalam upaya menjalankan operasional yang ramah lingkungan, serta pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, mendorong komitmen Adaro untuk tetap melakoninya.
Tahun ini, selain indikator pemberdayaan, dan lingkungan, kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, juga menyertakan peran aktif perusahaan terhadap penanggulangan covid-19, sebagai indikator capaian untuk masuk dalam jajaran kandidat peraih proper emas.
"Saya berterimakasih yang sebesarnya pada tim Adaro Indonesia, baik operasional maupun tim pemberdayaan masyarakat pada divisi eksternal, menjadikan tanggungjawab sebagai motivasi guna menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat, meski pandemi belum nampak akan berakhir. Emas bukan tujuan akhir, namun tanggungjawab terhadap masyarakat lah yang menjadi motivasi kita," imbuh Rizki. Adv