Jakarta (ANTARA) - Miralem Pjanic mengakui Divisi A UEFA Nations League saat ini terlalu berat untuk jadi tempat tim nasional Bosnia-Herzegovina bersaing, setelah mereka dipastikan terdegradasi.
Kepastian itu didapat ketika Bosnia menelan kekalahan 1-3 dari tuan rumah Belanda dalam laga kelima Divisi A Grup 1 (A1) di Johan Cruijff Arena, Amsterdam, Minggu waktu setempat (Senin WIB).
Kekalahan itu membuat Bosnia lengket di dasar klasemen Grup A1 dengan koleksi dua poin dan dipastikan terdegradasi ke Divisi B kendati masih menyisakan satu pertandingan lagi untuk dijalani.
Baca juga: Barcelona mengumumkan Miralem Pjanic positif terinfeksi COVID-19
Pjanic yang mengemban ban kapten mengatakan dalam pertandingan kali ini tampak jelas perbedaan kualitas antara Bosnia dan Belanda, terutama dalam hal pengalaman.
Hal itu jadi pembeda dibandingkan pertemuan pertama kedua tim yang berakhir imbang nirgol di Bosnia pada bulan lalu.
"Di pertemuan sebelumnya kami tampil sangat baik melawan Belanda, tetapi kali ini Anda bisa melihat jelas perbedaan kualitas kedua tim," kata Pjanic selepas laga dilansir dari laman resmi UEFA.
"Mereka jauh lebih kuat dan berpengalaman dibanding kami. Sulit bagi kami untuk berkompetisi," ujarnya menambahkan.
Kepastian terdegradasi ke Divisi B Nations League seolah jadi dua nasib buruk beruntun yang dialami Bosnia, hanya sebulan setelah mereka gagal meraih tiket putaran final EURO 2020 lantaran kalah adu penalti melawan Irlandia Utara di semifinal playoff Jalur B.
Baca juga: Pjanic kembali ke Italia menjelang kemungkinan bergulirnya kembali liga
Kegagalan itu sekaligus membuat pelatih kepala Dusan Bajevic mengumumkan keputusan untuk meninggalkan jabatannya selepas Nations League fase grup berakhir.
"Saya pikir Divisi A terlalu berat untuk kami saat ini. Kami mengerahkan kemampuan yang terbaik, tetpai itu tidak cukup," kata Pjanic.
"Sekarang kami hanya bisa melakukan persiapan laga terakhir melawan Italia dan berusaha menutup penampilan dengan kuat di kandang sendiri," pungkasnya.
Laga itu sekaligus akan menjadi pertandingan pemungkas Bajevic sebagai pelatih kepala Bosnia.
Jika bisa melakukan salam perpisahan yang manis, bukan tidak mungkin Bosnia malah merusak rencana besar Italia untuk tampil ke babak empat besar Nations League.