Lapsus: Hari Jadi Ke 488 Kota Banjarmasin (6)
Gegap gempitanya berbagai kegiatan dalam kaitan memperingati hari jadi Kota Banjarmasin, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, yang ke-488 pada tahun 2014 yang jatuh pada 24 September menandakan kota ini begitu dicintai.
Walau usianya mendekati 500 tahun tetapi kota seluas 92 kilometer persegi yang berada paling selatan pulau terbesar di tanah air ini tetap saja mempesona.
Bahkan seorang pengusaha pernah menilai, Banjarmasin kini memiliki daya pikat ekonomi yang kuat hingga menjadi incaran kalangan investor berinvestasi di kota ini.
"Kota Banjarmasin bagaikan seorang gadis yang seksi yang berhasil merebut banyak perhatian investor," kata Antonius pengusaha perhotelan itu yang mengurus Hotel Golden Tulip Internasional.
Para pengusaha melihat Kota Banjarmasin sebagai kota yang memiliki prospek hingga bersedia membangun hotel di sini. Bukan hotel ini saja yang melirik Banjarmasin, tetapi juga jaringan perhotelan internasional lainnya, seperti hotel Mercure yang sudah lebih dulu berdiri di kota yang berjuluk "Kota Seribu Sungai" ini.
Kesemarakan ini kian terasa setelah muncul pusat perbelanjaan, mall, serta bisnis waralaba seperti Alfamart, Hypermart, dan lainnua.
Kota Banjarmasin yang dialiri 74 sungai dengan 25 buah pulau ini memang sedang menggeliat perekonomiannya, dan sekarang banyak usahawan yang pulang pergi di kota ini. Bukti kota ini banyak dikunjungi bisa dilihat dari kunjungan penumpang di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin yang selalu kekurangan penerbangan padahal hampir selalu ditambah jalur penerbangan ke kota ini.
Kian ramainya kota berpenduduk 700 ribu lebih tersebut berkat begitu banyak upaya Pemkot Banjarmasin yang dipimpin Wali Kota Haji Muhidin ini mengelola kota ini.
Sebagai contoh saja, jika tahun 90-an kondisi di bantaran Sungai Martapura baik di tepi Jalan Piere Tendean dan tepi Jalan Sudirman pusat Kota Banjarmasin, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, tampak kumuh oleh aneka bangunan liar, tumpukan kayu galam, warung, serta pemukiman penduduk.
Tetapi selama lima tahun terakhir ini kondisi bantaran sungai kota yang dibangun oleh Patih Masih ini berbalik 190 derajat, dimana terlihat asri,penuh dengan taman-taman dengan aneka bunga, taman bermain, pohon-pohon penghijauan, lampu-lampu hias, toilet wisata, serta aneka fasilitas wisata lainnya termasuk dermaga wisatanya.
Di lokasi itupun terdapat panggung hiburan, lokasi pasar terapung, pusat kuliner aneka khas makanan lokal seperti nasi kuning, pusat jajanan jagung bakar, dan banyak lagi kegiatan yang menggambarkan lokasi itu sebagai objek wisata di kota “seribu sungai†Banjarmasin ini.
Semua tersebut tercipta berkat gencarnya Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin, melalui kantor Dinas Sumber Daya Air dan Drainase (SDA) membangun proyek siring yang menjadikan kawasan tersebut menjadi wilayah “waterfront city.â€
Seperti diakui Kepala Dinas SDA Banjarmasin Muryanta kepada penulis, pembangunan proyek siring merupakan prioritas untuk menciptakan Banjarmasin sebagai kota metpropolis.
Masalahnya, Banjarmasin tak miliki apa-apa seperti hutan, tambang, atau lahan pertanian, tapi hanya memiliki sungai, agar kota ini maju bagaimana sungai diolah untuk mendukung ekonomi masyarakat.
Dengan dasar pemikiran tersebut Pemkot Banjarmasin didukung Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan Pemerintah Pusat dalam hal ini Balai Besar Sungai Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bertekad membenahi bantaran sungai menjadi wilayah waterfron city.
siring-sudirman Waterfront city adalah konsep pengembangan kota di tepian air baik itu tepi pantai, sungai ataupun danau.
Pengertian “waterfront†dalam Bahasa Indonesia secara harfiah adalah daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan.
Konsep waterfront city dikembangkan mengingat Kota Banjarmasin tergolong kota yang unik dibandingkan kota dimanapun, karena terdapat sungai yang membelah kota ini dengan posisi meliuk-liuk.
Berdasartkan catatan, tak kurang dari 74 sungai membelah kota seluas sekitar 90 km persegi ini, sungai-sungai tersebut merupakan anak dari dua sungai besar yakni Sungai Barito dan Sungai Martapura.
Sutjiono warga Jakarta yang pernah ke Banjarmasin dalam kaitan pertemuan dengan direksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Kota Banjarmasin pernah berkomentar keberadaan sungai di Banjarmasin merupakan berkah.
Menurutnya, sungai di Banjarmasin jika dipelihara selain bisa menjadi sumber air baku untuk air bersih juga menjadi lokasi wisata.
Lihat juga kota Bangkok Thailand, Hongkong, Nederland Belanda, Vinessia Italia, atau Singapura dimana sungai ditata sedemikian rupa hingga menjadi sebuah objek wisata yang menarik telah berhasil menciptakan kota tersebut sebagai kota tujuan wisata dunia.
Melihat kenyataan tersebut sebenarnya Kota Banjarmasin bisa mengejar kemajuan kota kota ternama di dunia tersebut, tentu dengan memanfaatkan sungai dengan sebaik-baiknya.
Apalagi Banjarmasin memiliki jumlah sungai yang melebihi dari kota-kota yang disebut di atas, sebenarnya memiliki kelebihan tersendiri, tinggal bagaimana pemerintah kota ini menciptakannya lebih menarik lagi.
Mulai 2008
Muryanta menyatakan jauh-jauh hari Banjarmasin sudah memikirkan bagaimana kota ini menjadi metropolis dengan mengandalkan sungai tersebut.
Karena itu bertahap membenahi sungai,mulai dengan pembebasan beberapa lokasi bantaran sungai yang kumuh menjadi sebuah kawasan pertamanan yang indah.
“Lihat saja tepian Sungai Martapura, baik yang di Jalan Sudirman, Jalan Piere Tendean, setelah dibebaskan dari pemukiman kumuh, sekarang sudah menjadi kawasan wisata yang menarik dan menjadi ikon kota,â€tuturnya.
Kemudian Pemkot Banjarmasin juga bertahap pembebasan tepian Sungai Kerokan, Sungai Teluk Dalam, Sungai Kuripan, Sungai Jalan Veteran dan beberapa lokasi lain yang sudah menghabiskan dana tak sedikit.
Belum lagi pembangunan fasilitas berkaitan dengan kepariwisataan sungai tersebut, seperti penataan bantaran sungai dalam upaya menciptakan keindahan itu.
Pembenahan sungai tersebut karena arah pembangunan berkelanjutan kota ini yang dicanangkan sejak tahun 2009 lalu adalah berbasis sungai.
Menurutnya karena arah pembangunan berkelanjutan berbasis sungai maka tak ada pilihan lain selain bagaimana agar sungai-sungai yang banyak membelah kota ini bisa menjadi daya tarik ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat ke depannya.
Kemudian Pemkot juga membangun sejumlah dermaga pada titik strategis menghidupkan kepariwisataan sungai tersebut.
Dermaga dimaksud juga mengembalikan kejayaan angkutan sungai Kota Banjarmasin, seperti lokasi siring sungai Jalan Tendean dan Ujung Murung.
“Kalau di Banjarmasin ini terdapat 15 jembatan besar berarti yang kita bangun dermaga nantinya sebanyak 15 buah,†tutur Muryanta.
Maksudnya dengan adanya dermaga dekat jembatan itu maka akan memudahkan masyarakat bepergian kemana-mana, baik melalui angkutan sungai maupun angkutan darat.
Mereka yang melalui angkutan sungai bisa singgah di dermaga dekat jembatan kemudian bepergian lagi lewat angkutan darat kemana mereka mau, dengan demikian maka menghidupkan angkutan sungai maupun angkutan darat, tambahnya.
Jalan Darat
Sebagai kota metropolitan, Banjarmasin pun berbenah terus memperbanyak jaringan jalan darat, setelah meningkatkan kualitas jalan-jalan yang ada juga tak sedikit adanya penambahan jalan-jalan baru, contohnya jalan lingkar selatan, jalan lingkat tengah, atau jalan lingkar dalam.
Menurut Kepala Dinas Bina Marga Banjarmasin Gusti Riduan di wilayah Banjarmasin terdapat 160 lokasi jalan lingkungan, 25 lokasi jalan kota yang keseluruhan sepanjang 720 kilometer.
Belum lagi terdapat jalan provinsi dan jalan negara yang memperlancar arus lalu-lintas manusia dan barang ekonomi yang memberikan kontribusi terhadap kemajuan kota ini.
Kemudian di Banjarmasin juga terdapat jembatan boks 19 buah jembatan besar 15 buah dan jembatan lainnya yang keseluruhan tercatat 370 buah jembatan.
Dari semua sarana prasarana transportasi darat teresebut sekitar 80 persen dalam kondisi baik kecuali jembatan yang sebagian besar masih konstruksi ulin yang sekitar 60 persen kondisinya masih perlu perbaikan.
Kedepannya Banjarmasin merencanakan pembangunan jembatan besar lagi antara Sungai Jingah ke Kampung Melayu sepanjang 150 meter yang kini dalam tahap studi kelayakan.
Bina Marga juga berusaha meningkatkan kualitas jalan-jalan yang dianggap strategis yang ada di wilayah tersebut, seperti Jalan Pramuka Banjarmasin Timur.
Menurut Riduan, Jalan Pramuka merupakan satu dari empat jalan yang dinilai strategis, karena jalan Pramuka merupakan jalan yang termasuk akses ke luar masuk kota dan menjadi trans Kalimantan.
Karena jalan tersebut jalan strategis maka perbaikannya bukan saja dilakukan oleh Pemkot Banjarmasin tetapi juga oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan, tambahnya.
Jalan strategis lain yang menjadi tanggungjawab Pemkot Banjarmasin dan Pemprov Kalsel, adalah jalan Sudirman karena dinilai strategis lantaran jalan tersebut berada di kawasan perkantoran termasuk kantor Gubernur Kalsel. katanya.
Kemudian juga Jalan Pangeran Muhamad Noor dinilai strategis lantaran akses menuju Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. Sedangkan Jalan Belitung dinilai strategis karena jalan tersebut keluar masuknya mobil - mobil tanki minyak dari pertamina, yang ada di depo Pertamina Kuin, menuju ke berbagai daerah yang ada di Banjarmasin ke berbagai daerah lainnya di Kalsel termasuk ke Kalteng.
Melihat strategis empat jalan tersebut maka kualitas jalan tetap dipelihara dan dijaga agar tidak menimbulkan persoalan lalu-lintas di jalur tersebut.
Sektor Perijinan
Sektor perijinan merupakan kunci pula dalam upaya memajukan wilayah yang dulu berjuluk kota "Bandarmasih," ini, karena itu pihak Pemkot terus membenahi sektor-sektor perijinan ini untuk lebih baik lagi.
Pemerintah Kota (Pemkot) melalui kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BP2TPM) setempat segara mencanangkan urusan pelayanan perizinan satu hari selesai.
Pencanangan pelayanan proses perizinan satu hari selesai direncanakan puncak peringatan hari jadi (Harjad) Kota Banjarmasin, tanggal 24 September 2014 ini, kata Kepala BP2TPM Kota Banjarmasin Drs M Ikhsan Alhak kepada wartawan.
Menurutnya pelayanan satu hari selesai itu dilakukan secara bertahap, pertama ini untuk beberapa perizinan yang paling banyak dilakukan masyarakat, seperti pembuatan Surat Keterangan Tempat Usaha (SKTU), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) izin toko obat, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) izin prinsip, serta izin HO.
Semua itu dilakukan dalam upaya memberikan pelayanan perizinan yang terbaik bagi masyarakat, untuk mewujudkan tersebut instansinya memanfaatkan semua kemampuan selain sumberdaya manusianya, juga fasilitas yang ada serta peralatan.
Semua daya dukung itu dinilai tak masalah, kecuali lapangan parkir yang kurang karena terbatasnya halaman, serta peralatan pelayanan bagi orang cacat dan lansia yang akan dibenahi, tuturnya.
Ia menyebutkan pembuatan perizinan di kantornya terus saja meningkat dari waktu ke waktu, sekarang saja paling minim 100 perizinan diselesaikan per harinya.
"Meningkatnya jumlah perizinan tersebut setelah kian sadarnya warga atas perizinan, selain kian gencarnya sosialisasi BP2TPM mengenai keinginan menciptakan kota tersebut sebagai kota yang ramah bagi penanaman investasi dan perizinan,"katanya lagi.
Dijelaskan jumlah izin yang diterbitkan kantornya sebanyak 93 jenis perizinan, yang pada tahun 2013 lalu dikeluarkan sebanyak 14 ribu perizinan, dan pada tahun 2014 hingga Agustus tadi sudah dikeluarkan izin sebanyak 9.200 buah perizinan yang menghasilkan retribusi senilai Rp20,5 miliar.
Menurutnya pihaknya terus menciptakan kota yang ramah investasi dan izin tersebut, sehingga instansinya terus melakukan pembenahan dengan mencarikan solusi berbagai kekurangan.
Pendapatan Daerah
Pemerintah Kota dan DPRD Kota Banjarmasin menyepakati anggaran pendapatan daerah itu dalam APBD Perubahan 2014 mencapai Rp1,53 triliun, naik Rp84,75 miliar atau 5,88 persen dari APBD 2014.
"Berdasar APBD Perubahan ini, pendapatan daerah mencapai sebesar Rp1,53 triliun atau naik sebesar 5,88 persen atau sebesar Rp84,75 miliar," kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Banjarmasin, Kurnadiansyah.
Ia menjelaskan pembahasan mengenai APBD Perubahan tersebut dilakukan DPRD dan Pemerintah Kota banjarmasin dalam rapat paripurna yang dihadiri Wali Kota Banjarmasin Haji Muhidin pada Senin (21/7).
Rapat paripurna tersebut merupakan Pembicaraan Tingkat II (pengambilan keputusan) tentang Perubahan APBD tahun anggaran 2014.
"Penandatanganan persetujuan perubahan APBD tersebut dilakukan oleh Wali Kota Banjarmasin H Muhidin bersama pimpinan DPRD Kota Banjarmasin, disaksikan Wakil Wali Kota HM Irwan Anshari dan Sekretaris Daerah Zulfadli Gazali serta anggota DPRD dan jajaran Pemkot Banjarmasin," kata Kurnadiansyah.
APBD Perubahan 2014 Kota Banjarmasin itu menetapkan pendapatan daerah ditetapkan sebesar Rp1,53 triliun, naik sebesar Rp84,75 miliar atau 5,88 persen dibanding APBD 2014.
Sementara belanja daerah ditetapkan sebesar Rp1,65 triliun, naik Rp142,37 miliar lebih atau 9,46 persen dari APBD 2014. Sedangkan pembiayaan daerah ditetapkan sebesar Rp121,29 milir lebih, naik Rp57,62 miliar lebih atau 90,50 persen.
"Setelah ada kesepakatan dan persetujuan terhadap APBD Perubahan 2014, maka selanjutnya akan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk dimintakan persetujuan," kata Kurnadiansyah.
Dalam pengelolaan anggaran di sektor keuangan Pemkot Banjarmasin terus diperbaiki dari tahun ke tahun, sehingga pada kepemimpinan Haji Muhidin dan Iwan Anshari ini akhirnya memperoleh penghargaan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam pelaporan keuangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.
Penghargaan tersebut diterima Wali Kota Banjarmasin Haji Muhidin di kantor BPK RI Kalsel, Banjarbaru 35 kilometer Utara Banjarmasin.
Penghargaan tersebut merupakan sejarah baru dalam kepemimpinan Wali Kota Banjarmasin Haji Muhidin dan Wakil Wali Kota Iwan Anshari, karena sebelumnya tidak pernah memperoleh penghargaan tersebut.
Kepala Perwakilan BPK RI Kalsel, H Suyatna dalam sambutannya saat penghargaan tersebut mengatakan pemberian opini WTP diperoleh atas pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) 2013.
BPK RI memeriksa LRA, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan, meliputi pendapatan, belanja, aset, dan kewajiban.
Berdasarkan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah Kota Banjarmasin tahun 2013, BPK RI menyatakan pendapat atau opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), katanya.
Ia menjelaskan meski mendapatkan WTP, masih ada beberapa catatan yang harus menjadi perhatian Pemkot Banjarmasin. Yakni menetapkan dan melaksanakan kebijakan serta Standard Operating Procedure (SOP) untuk menangani dan melakukan verifikasi kembali data piutang PBB-P2 dari pelimpahan Direktorat Jenderal Pajak.
Kemudian juga Pemkot Banjarmasin diharapkan lebih mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Dinas Pendapatan untuk melakukan verifikasi piutang PBB-P2 dan berkoordinasi dengan KPP Pratama Banjarmasin terkait Piutang PBB-P2 secara optimal.
Jadi, katanya, optimalisasi dan pemutakhiran dan rekonsiliasi data aset antara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan bidang aset, bidang akuntansi, secara rutin, sesuai dengan ketentuan.
Pemkot juga harus menginventarisasi barang dengan kondisi rusak berat untuk diusulkan penghapusannya dari neraca sesuai ketentuan, jelasnya.
Wali Kota Banjarmasin H Muhidin dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada BPK RI yang memberikan masukan atas pengelolaan keuangan Pemkot Banjarmasin.
Wali kota juga menyatakan berterimakasih kepada Sekda Kota Banjarmasin Drs H Zulfadsli Gazali Msi dan tim yang telah mempersiapkan semuanya untuk mendapatkan WTP.
Kesehatan
ektor kesehatan seperti diutarakan drg Diah R Praswasti akan mengembangkan kelurahan siaga aktif dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Kelurahan siaga aktif juga bisa membuat masyarakat sehat dan mandiri yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat.
Ia mengakui gerakan pengembangan dan pembinaan desa siaga sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 2006, namun banyak diantaranya yang belum berhasil mewujudkan desa dan kelurahan siaga aktif.
Ia pun mengakui wilayah ini masih banyak persoalan kesehatan yang harus ditangani secara seksama agar derajat kesehatan masyurakatnya kian meningkat.
Persoalan kesehatan seperti gizi buruk dan gizi kurang, serta masih tingginya angka kematian ibu atau angka kematian bayi.
Melihat masih adanya persoalan bidang kesehatan itulah melalui disepakati berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan optimal kepada seluruh Masyarakat Banjarmasin.
Komitmen ini bertujuan agar pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dapat memberikan dampak peningkatkan siginifikan terhadap kesedaran dan derajat kesehatan masyarakat yang masih rendah.
"Kita berupaya meningkatkan citra pelayanan kesehatan kita melalui Puskesmas, sebab sejauh ini masyarakat ternyata masih cukup banyak yang belum memanfaatkan sarana kesehatan kita yang sudah disediakan, dan kedepan rencananya akan dibangun sebuah rumah sakit,"jelasnya.
Tetapi dari upaya kesehatan tersebut membawa pencapaian yang menggembirakan, terlihat dari peringkat Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat , Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terjadi peningkatan.
Keberhasilan ini tentunya melalui berbagai program diantaranya program kesehatan ibu dan lansia untuk menurunkan jumlah kematian ibu.
Untuk menekan angka tesebut berbagai upaya masih dilakukan seperti pembangunan Puskesmas Perawatan, Puskesmas Poned, dan pembangunan Poskesdes yang dilengkapi dengan peralatan persalinan dan penempatan bidan, baik PNS maupun PTT.
Pelayanan kesehatan ini telah didukung sekitar 950 orang tenaga kesehatan dan non kesehatan yang bertugas di 26 puskesmas, 3 puskesmas pones, 33 puskesmas pembantu, 8 poskesdes dan 28 bidan kelurahan dirasa secara kuantitas mencukupi, namun secara kualitas dirasakan masih perlu mengingat berbagai pelayanan dan fasilitas lainnya seperti radiologi, fisioterapi dan laboratorium dasar.
Sektor Kebersihan
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarmasin, mengakui masih adanya kelemahan untuk menciptakan kebersihan wilayah ini, karena itu kedepan masih membutuhkan sedikitnya 80 buah truk sampah.
Menurut Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarmasin Mukhyar dengan sejumlah truk yang ideal itu akan mampu mengangkut sampah yang setiap harinya menggunung.
Dijelaskan bahwa produksi sampah di Kota Banjarmasin, ibu kota provinsi ini diperkirakan mencapai 500-600 ton perhari. Oleh karena itu, untuk penanganan semuanya perlu armada truk yang tidak sedikit, katanya.
Bayangkan saja dengan jumlah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang jumlahnya 117 titik yang berjauhan, belum ditambah TPS yang tidak resmi dan limbah sampah dari lokasi pasar, maka penanganan atau pengangkutan semua sampah di TPS-TPS tersebut hanya menggunakan sekitar 40 unit truk, bahkan sebagian truk itu berumur tua.
Saat ini, ungkap Mukhyar, satu unit truk harus beroprasi maksimal, harus mengakut sampah yang banyak itu dari titik TPS ke TPS lainnya, sehingga pada siang hari tidak sampai ada sampah yang tertinggal.
"Bahkan ada truk yang sampai 3-4 kali bolak balik ke TPA Basirih," ujarnya lagi sembari menuturkan apabila satu truk sampah mengalami kerusakan, maka akan terasa sekali sebagai kendala pengangkutan sampah.
Guna mengantisifasi masalah sampah pihaknya tidak hanya melakukan penambahan angkutan sampah, tetapi juga akan mencari cara untuk mengolah sampah di lingkungan masyarakat seperti terus menambah lokasi bank sampah untuk memberikan nilai ekonomi sampai di lingkungan masyarakat.
Maka dengan begitu, pemerintah tidak terfokus lagi pada penambahan armada angkutan sampah, namun lebih mengutamakan pemberdayaan pengolahan sampah oleh masyarakat di Kota Banjarmasin.
Bila masyarakat bisa memanfaatkan sampah menjadi barang ekonomi maka pemerintah Kota Banjarmasin dapat menghemat biaya dalam pengelolaan sampah yang terus meningkat ini, termasuk membudayakan kegiatan bank sampah.
Air Bersih dan Air Limbah
Pemkot Banjarmasin memiliki perusahaan daerah dalam hal ini PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin yang berkat dikelola oleh para direksi yang baik maka kinerja poerusahaan tersebut juga terus membaik dalam upaya memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat.
Data terakhir jampir seratus penduduk kota Banjarmasin sudah terlayani air bersih ini, bahkan perusahaan ini mampu mensuplai ke kabupaten tetangga. Hasil audit membuktikan kinerja PDAM Bandarmasih, menunjukan nilai kian yang baik bila dilihat dari beberapa indikator.
Seperti pendapatan usaha, berasal dari pendapatan air dan non air, untuk pendapatan air per 31 Desember tahun 2013 tercatat Rp193,6 miliar lebih besar dibandingkan per 31 Desember tahun 2012 hanya Rp169,1 miliar,kata Dirut Ir Muslih.
Sedangkan pendapatan non air tercatat Rp33,7miliar miliar lebih besar dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp31,4miliar, kemudian pendapatan lain-lain Rp5,6 miliar lebih besar dari tahun sebelumnya Rp1,9 miliar.
Dengan demikian jumlah pendapatan pada tahun 2013 sebanyak Rp233,02 miliar yang lebih besar dari tahun 2012 yang senilai Rp202,4 miliar,katanya lagi.
Bukti kinerja perusahaan juga membaik, bisa dilihat dari cakupan pelayanan sudah tercatat 99,15 persen, sebelumnya masih 97,71 persen, tingkat kehilangan air 29,38 persen, rasio karyawan per seribu pelanggan 2,34 persen, serta jumlah sambungan pelanggan yang sudah mencapai 147,034 sambungan.
Aspek keuangan juga dinilai baik menjadi 24,75 persen, aspek operasional 24,68 persen,aspek administarsi 13,78 persen.
Dengan demikian hasil audit menyimpulkan jumlah kinerja 63,19 persen,katanya seraya menjelaskan mengenai jumlah aset lancar tercatat Rp131,8 miliar sebelumnya Rp91,3 miliar setelah diperhitungkan kas dan bank investasi jangka pendek, piutang usaha , piutang non usaha , pendapatan yang belum diterima, serta biaya yang dibayar di muka.
Sedangkan jumlah aset tidak lancar dijelaskan Rp432,7 miliar sebelumnya Rp362,2 miliar setelah diperhitungkan antara lein proverti investasi, aset tetap, aset tetap dalam penyelasaian.
Dengan demikian maka berdasarkan audit tersebut jumlah Aset PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin per 31 Desember 2013 tercatat Rp564,5 miliar sebelumnya 2012 tercatat Rp453,6 miliar, demikian Muslih yang didampingi beberapa orang stafnya.
Mengenai air di alam Banjarmasin ternyata tingkat pencemaran bakteri e-koli terlampau tinggi hingga sungguh mengkhawatirkan bagi kesehatan.
Hasil penelitian Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Kalsel, menunjukkan kandungan bakteri di Sungai Martapura Banjarmasin mencapai 16 ribu PPM per liter, kata Ditektur Perusahaan Daerah Pengolahan Air lImbah (PD PAL) kota setempat, Ir Moh Muhidin.
Menurutnya kandungan ideal bakteri koli pada air yang aman untuk konsumsi hanya 200 PPM per liter, yang berarti kalau sudah di atas dari itu terus dibiarkan akan berdampak terhadap berkembangnya panyakit muntah berak (muntaber), diare, dan kolera.
Tingginya tingkat pencemaran bakteri tersebut lantaran adanya budaya masyarakat setempat yang suka membuang tinja ke sungai, atau memiliki kakus atau toilet dengan septic teng kurang baik sehingga tinja tetap turun ke sungai.
Oleh karena itu pihaknya mensosialisasikan penghapusan budaya jamban, dan pembuatan kakus yang baik.
"Kita bersedia membantu secara gratis pembuatan kakus rumah penduduk yang baik agar tinja tidak keluar dari kotak septic teng, asal rumah penduduk tersebut berada dekat dengan instalasi pengolahan air limbah (Ipal) milik kami," kata Muhidin.
Disebutkannya, di Banjarmasin pembangunan Ipal terus dilakukan dan kini sudah terdapat enam lokasi dan diharapkan pada tahun 2015 mencapai 14 lokasi.
Pembangunan Ipal tersebut tak lain mengurangi pencemaran limbah manusia ini, serta mengurangi tingkat pencemaran limbah lainnya.
Dari lima tahun PD PAL berdiri di kota ini sudah terdapat 4500 pelanggan yang mengolah air limbah atau hanya 3,47 persen dari ideal untuk kota Banjarmasin.
"Kita berharap tahun 2015 mendatang cakupan pelayanan PD Ipal Banjarmasin bisa mencapai 15 persen, dan untuk mencapai hal tersebut membutuhkan sedikitnya Rp100 miliar investasi," demikian Muhidin.