Martapura, (Antaranews Kalsel) - Rabithah Alawiyah Kota Martapura, Kalimantan Selatan, mengimbau seluruh lapisan masyarakat waspada munculnya gerakan Islamic State of Irak and Syria (ISIS) yang mengajarkan kekerasan dan bisa memecah belah umat.
"Kami imbau masyarakat waspada karena gerakan ISIS terindikasi sudah masuk Kalsel sehingga seluruh pihak harus waspada," ujar Ketua DPC Rabithah Alawiyah Martapura, Said Abdullah Alkaff di Martapura, Senin.
Ia mengatakan, pihaknya sebagai perwakilan organisasi berhimpunnya habaib sudah menerima surat edaran dari Rabithah Alawiyah pusat terkait kewaspadaan terhadap gerakan radikal yang tengah mengguncang dunia itu.
Menurut dia, kewaspadaan atas kemunculan ISIS di Kalsel harus dilakukan karena indikasi munculnya gerakan radikalisme itu tergambar dari penangkapan satu warga di Amuntai Kabupaten HSU, Jumat (5/9).
"Penangkapan satu warga di Kota Amuntai itu, salah satu indikator ISIS masuk Kalsel. Apalagi bukti-bukti yang ditemukan berupa buku tentang jihad, erat kaitannya dengan gerakan yang mengarah radikal," ungkapnya.
Ditekankan, latar belakang pelaku teroris di Indonesia ada hubungannya dengan agama sehingga tidak tertutup kemungkinan ISIS masuk membawa nama agama dengan dalih berjuang demi jihad di jalan Allah.
"Selama ini pelaku teroris Indonesia berlatar belakang agama dan selalu mengatasnamakan jihad, sedangkan ISIS juga bersembunyi di balik agama dan mengajarkan jihad sehingga semua harus waspada," pesannya.
Dikatakan, masyarakat diimbau berhati-hati dalam menggunakan media sosial karena menjadi salah satu sarana organisasi ISIS menyampaikan ajaran yang berisi paham dan gerakan radikalisme.
Selain itu, masyarakat juga diminta waspada dan berhati-hati terhadap kegiatan keagamaan seperti majelis yang mulai ramai muncul di tengah masyarakat terutama majelis yang terkesan eksklusif.
"Carilah majelis yang benar-benar mengajarkan kebaikan dan gurunya sudah dikenal luas. Jika ada majelis yang bersifat eksklusif dan tertutup sebaiknya hindari sehingga tidak ikut terbawa keburukannya," ujar dia.
Ditambahkan, meski pun banyak majelis bermunculan, tetapi setiap individu masyarakat jangan langsung memvonis tidak baik atau menyalahi ajaran agama tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada ulama dan umara.
"Ulama dan umara harus saling berkomunikasi sehingga jika muncul permasalahan terutama terkait agama, maka bisa secepatnya diantisipasi sehingga tidak semakin meluas dampaknya," kata dia.