Banjarmasin (ANTARA) - Anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammad Yani Helmi berpendapat, destinasi wisata Goa Lowo Kotabaru atau kabupaten paling timur provinsi tersebut berpotensi untuk menumbuhkembangkan ekonomi kerakyatan.
"Objek wisata Goa Lowo di Desa Tegalrejo Kecamatan Kelumpang Hilir Kotabaru berpotensi menumbuhkembangkan ekonomi kerakyatan, terutama bagi penduduk setempat," tegasnya sebelum rapat paripurna DPRD Kalsel di Banjarmasin, Senin.
Laki-laki dengan sapaan Paman Yani itu mengemukakan pendapatnya sesudah bersama rombongan melakukan kunjungan ke Goa Lowo Tegalrejo (sekitar 300 kilometer timur Banjarmasin) akhir pekan lalu.
Menurut laki-laki kelahiran 1975 berbintang Leo itu, selain pemandangan alam Goa Lowo yang cukup menarik, di Desa Tegalrejo tersebut juga terdapat berbagai sarana dan prasarana yang menjadi penunjang sebagai destinasi atau daerah tujuan wisata.
Sebagai contoh lokasi wisata Desa Tegalrejo memiliki kebutuhan dasar bagi pelancong atau wisatawan seperti adanya aneka fasilita sarana bermain anak, outbond, kolam renang dan kebun buah.
Karenanya, menurut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VI/Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) itu, dari berbagai sarana dan prasarana, serta fasilitas dan potensinya sehingga objek wisata tersebut cukup menjanjikan.
Begitu pula dari sisi produktif, Goa Lowo juga bisa menjadi pendongkrak perekonomian masyarakat sekitar, dan gilirannya dapat sebagai sumber baru untuk pendapatan asli daerah (PAD), lanjut wakil rakyat dari Partai Golkar tersebut.
"Oleh karena sebagai objek wisata yang cukup menjanjikan itu, sewajarnya pula mendapatkan bantuan untuk pembinaan dan pengembangannya," demikian Paman Yani.
Di "Bumi Sa-ijaan" Kotabaru yang berbatasan Laut Sulawesi, Selat Makassar dan Laut Jawa (Laut Indonesia) itu juga terdapat sejumlah objek wisata antara lain Pantai Gadambaan dan Pantai Sarang Tiung.
Selain itu, Teluk Tamiang dengan keindahan biota bawah laut yang cukup mempesona, dan konon keindahannya tidak kalah dengan Bunaken, Sulawesi Utara (Sulut), sebagaimana penuturan mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel Ir Hj Suriatinah.