Dubai (ANTARA) - Perusahaan Investasi Nasional Uni Emirat Arab APEX menandatangani "perjanjian komersial strategis" dengan Grup Tetra milik Israel untuk bekerja sama mengenai riset dan pengembangan terkait COVID-19, termasuk alat uji, kata WAM, kantor berita negara UAE pada Sabtu malam.
Kesepakatan itu "dianggap bisnis pertama untuk menandai peresmian perdagangan, perekonomian dan kemitraan yang efektif antara sektor-sektor bisnis UAE dan Israel, demi keuntungan melayani kemanusiaan dengan memperkuat riset dan kajian mengenai virus corona baru," kata WAM mengutip pernyataan ketua APEX Khalifa Yousef Khoury.
Perjanjian itu diteken pada konferensi pers di Abu Dhabi, tak lama setelah Israel dan UAE mengumumkan perjanjian pada Kamis yang akan mengarah pada normalisasi penuh hubungan diplomatik antara kedua negara.
Baca juga: Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza tetap berlanjut meski pandemi
"UAE dan Israel akan segera memperpanjang dan mempercepat kerja sama mengenai perawatan dan pengembangan vaksin untuk virus corona," kedua negara mengatakan pada Kamis dalam pernyataan bersama.
Presiden AS Donald Trump membantu sebagai perantara perjanjian itu, yang membuat Israel setuju menunda aneksasi yang direncanakannya atas wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Utusan dari Israel dan UAE akan bertemu di beberapa pekan mendatang untuk meneken perjanjian mengenai investasi, wisata, penerbangan langsung, keamanan, telekomunikasi dan masalah lain, kata pernyataan bersama itu.
Pada Juni UAE mengatakan dua perusahaan swasta dari UAE dan Israel akan bekerja bersama-sama dalam beberapa proyek medis, termasuk proyek memerangi virus corona baru.
Reuters
Baca juga: Netanyahu "yakin" AS akan mengizinkan aneksasi Tepi Barat dalam dua bulan