Kandangan (ANTARA) - Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) H Achmad Fikry menjadi narasumber lokus penelitian Disertasi Mahasiswi S3 Universitas Lambung Mangkurat(ULM), Normalina, yang mengambil judul "Model kepemimpinan hijau dalam pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan lingkungan hidup di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Ia mengatakan, salah satu cara mempertahankan hutan di Loksado, di Kabupaten HSS itu masih banyak hutannya, pohon-pohonnya dijaga dan dipertahankan dengan salah satu alasan pelestarian ini untuk tersediannya sumber air bagi para petani di HSS.
"Sumber air kita banyak berada di hutan Loksado, sumber air Sungai Amandit inikan dari sana, sedangkan penduduk kita 89 persen petani, sedangkan hajat hidup petani adalah air," katanya, Selasa (4/8) lalu.
Dijelaskan dia, dalam mempertahankan hutan dan lingkungan bukan tanpa resiko, jadi di Loksado itu sampai sekarang masih bisa mempertahankan karena tidak ada ekploitasi hutan.
Baca juga: Video - Bupati HSS : Obyek wisata air panas Tanuhi Loksado bakal diperluas
Langkah yang dilakukan selama lima tahun agar hutan tetap lestari adalah membangun jembatan di Loksado, dibangunkan jembatan gantung dengan harapan kalau tidak ada masuk mobil besar, berarti kita mampu mempertahankan kayu di sana.
Kayu saat ini berharga sekali itu, yang pihaknya hindarkan yang akhirnya banyak pohon ditebang dan dijual dan kalau mobil besar dapat masuk tidak mustahil dimanfaatkan untuk hal di atas.
"Alhamdulillah, mayoritas warga Loksado sangat memahami hal itu betapa pentingnya kelestarian hutan, jadi kita buatkan jembatan yang muat mobil kecil mereka sepakat dengan hal itu. Asal bisa membawa hasil pertanian seperti karet, keminting atau kayu manis," katanya.
Dan secara hukum adat memang ada aturan menebang pohon juga ada larangan, tapi pemerintah harus ada juga strategi dalam menjaga hutan. Hutan di Loksado itu merupakan paru-paru, sumber air maka wajib dijaga.
Selain mempertahankan hutan, banyak inovasi-inovasi dalam menjaga lingkungan, di antaranya desaku hijau, jadi setiap desa dijadikan jadi desa hijau dengan penanaman pohon-pohon, ditanam pohon dengan konsep tanggung jawab.
Jadi siapa yang menanam itu yang harus berkewajiban untuk memelihara dan merawat, kemudian setiap ada peresmian, terlebih dahulu dilakukan penanaman pohon.
"Ditahun 2015 kami mendapat penghargaan terbaik pertama sebagai daerah yang paling banyak menanam pohon, yang penghargaan tersebut langsung diserahkan oleh Presiden RI Joko Widodo," katanya.
Baca juga: Bupati HSS ingin masyarakat Loksado manfaatkan potensi alam dan kearifan lokal
Sedangkan mahasiswi S3 ULM Normalina, mengatakan dipilihnya lokus yang salah satunya adalah HSS, karena HSS ini memiliki keistimewaan, orang-orang di luar tahu termasuk sebuah daerah yang mampu mempertahankan keberadaan hutan lindung tetap Lestari ada disini.
Menurut dia, ini otomatis diasumsikan adalah peran dari pemimpinnya, karena apa pun itu pasti terkait dengan peran pemimpin, kalau pemimpinnya peduli maka akan menjadi lebih baik.
Kemudian istimewanya lagi Bupati HSS memiliki inovasi sebagai pemimpin di Kabupaten HSS, terutama bagaimana merubah karakter dan pola pikir masyarakat untuk lebih cinta kepada lingkungan.
"Juga ada kemitraan dan pemberdayaan masyarakat adat, serta kemudian didukung oleh peraturan-peraturan daerah, peraturan Bupati HSS atau surat edaran yang mampu mengakomodir kebutuhan dari masyarakat, tapi tetap tidak melanggar peraturan dan tetap menjaga lingkungan tetap baik," katanya.