Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Kanada mendorong realisasi kesepakatan dagang bebas guna memperluas kerja sama ekonomi kedua negara yang masih perlu diperkuat.
Dalam acara diskusi tentang hubungan Indonesia dan Kanada yang digelar secara virtual, Rabu malam, Duta Besar Indonesia untuk Kanada Abdul Kadir Jailani menekankan bahwa hubungan dagang kedua negara perlu dimanifestasikan ke dalam sebuah kesepakatan dagang, baik dalam konteks bilateral maupun regional.
“Saat ini ASEAN dan Kanada telah menyepakati studi kelaikan terkait kesepakatan dagang bebas (FTA), dan sejauh ini proses negosiasi belum dimulai. Keputusan kebijakan harus segera diambil. FTA harus direalisasikan apabila Indonesia ingin akses yang lebih luas ke pasar Kanada,” ujar Dubes Jailani.
Dia meyakini bahwa kesepakatan dagang bebas tersebut menjadi cara untuk Indonesia dapat memperluas ekspor dan investasi di Kanada yang saat ini masih terkendala kerangka kebijakan sebagai salah satu tantangan terbesar.
Kesepakatan dagang menjadi semakin penting bagi Indonesia untuk merambah pasar yang lebih luas di Kanada, apalagi jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lain seperti Vietnam, Brunei Darussalam, dan Malaysia yang telah memiliki platform kerja sama dagang dengan Kanada melalui Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik, atau TPP.
Menanggapi penekanan Dubes Jailani terkait pentingnya FTA dalam kerja sama dagang, Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Cameron MacKay, mengatakan dirinya berpendapat serupa dan berharap agar hal tersebut dapat direalisasikan.
“Kedua negara memiliki ekonomi yang saling melengkapi. Kebanyakan komoditas yang diekspor Kanada dibutuhkan di Indonesia dan sebaliknya, produk yang diimpor dari Indonesia berguna bagi konsumen serta bisnis-bisnis di Kanada,” katanya.
Meski hubungan dagang kedua negara dianggap cukup baik, masih lebih banyak potensi yang dapat dieksplorasi dan menguntungkan ekonomi kedua negara dengan adanya kesepakatan dagang bebas.
“Dalam beberapa diskusi Kanada dan ASEAN, beberapa studi yang dihasilkan menunjukkan apabila Indonesia dan Kanada memiliki kesepakatan dagang yang lebih bebas, manfaat terhadap PDB Indonesia mencapai 7 miliar dolar AS (setara Rp 100,4 triliun),” katanya.
Oleh karena itu, dia mendorong agar proses negosiasi kesepakatan dagang tersebut dapat segera berlangsung, terutama saat pandemi COVID-19 berlalu nanti.
Apabila proses negosiasi tersebut tak dapat berjalan dalam beberapa bulan ke depan, lanjutnya, maka Indonesia dan Kanada dapat segera mendiskusikan rencana alternatif agar kedua negara dapat memastikan terciptanya kesempatan ekonomi yang lebih besar.
Acara diskusi bertajuk Maximising and Amplifying Potentials digelar secara daring dalam rangka perayaan Hari Nasional Kanada dengan menghadirkan Duta Besar Indonesia untuk Kanada Abdul Kadir Jailani, dan Duta Besar Kanada untuk Indonesia Cameron MacKay, dan dimoderatori oleh Direktur Utama LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiningrat.