Tanjung (ANTARA) - Wabah pandemi Virus Corona atau COVID - 19 juga berdampak pada turunnya harga minyak dunia, namun industri Hulu Migas tetap mempertahankan kegiatan operasi serta menghindari Pemutusan Hubungan Kerja dalam rangka menjaga kelangsungan industri ini di tahun berikutnya.
Hal ini disampaikan Kepala SKK Migas Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi Syaifudin terkait upaya Kontraktor Kontrak Kerjasama melakukan efisiensi ketat dengan menekan biaya produksi agar tetap beroperasi.
" Alhamdulillah hingga saat ini tidak ada PHK di wilayah Kalimantan dan Sulawesi oleh pihak KKKS," jelas Syaifudin.
Ia menyampaikan selain tantangan penurunan harga minyak mentah dunia, harus diakui pula bahwa kondisi siaga darurat sebagai dampak penyebaran Virus COVID - 19 ini juga mempengaruhi strategi kegiatan operasional di lapangan.
Sementara itu capaian lifting (produksi migas siap jual ) Nasional hingga 30 April 2020 berupa minyak bumi sebesar 710.000 barel per hari (BOPD) atau 94,04 persen dari target APBN sebesar 755.000 BPOD.
Produksi gas bumi sebesar 5.777 MMSCFD atau 86,61 persen dari target APBN 6.670 MMSCFD.
Selanjutnya untuk capaian lifting wilayah Kalimantan & Sulawesi yaitu minyak bumi sebesar 83.381 barel per hari atau 98,52 persen dari target APBN 84.634 BOPD dan lifting gas bumi sebesar 1.829 MMSCFD atau 91,40 persen dari target APBN sebesar 2.001 MMSCFD.
Terkait upaya pencegahan penyebaran Virus Corona perusahaan migas juga menerapkan secara ketat protokol kesehatan dan tiap KKKS juga bergotong - royong memberikan dukungan bantuan penanggulangan COVID - 19 sebagai bentuk kepedulian kepada stakeholder khususnya di sekitar wilayah operasi.
Syaifudin menambahkan hingga kini pihaknya telah menyalurkan bantuan antara lain disinfektan 87.305 liter dan alat penyemprotannya, alat kesehatan, vitamin hingga sembako sebanyak 10.566 paket.