Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pengamat sosial politik dan kemasyarakatan yang juga Ketua Umum Pengurus Wilayah Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia Kalimantan Selatan Chairani Idris berpendapat, partai Islam sulit bangkit terutama di Kalsel.
"Ya, tampaknya partai Islam agak sulit bangkit, apalagi untuk bisa berkembang maju atau lebih pesat lagi, termasuk di `banua` (daerah) kita," ujar mantan Pimpinan Nasional Taman Pendidikan Al Quran dan Taman Kanak-Kanak Al Quran (TPA & TKA) itu, di Banjarmasin, Rabu.
Pasalnya, kata mantan aktivis mahasiswa IAIN Antasari Banjarmasin itu, kekuatan partai politik (parpol) Islam belum bisa menjadi andalan umat dalam menyampaikan aspirasi.
"Apalagi kalau politikus dari parpol Islam tidak amanah, bersikap dan berbuat yang tidak sesuai syariah. Misalnya ikut atau terlibat korupsi, sehingga bisa mengurangi kepercayaan umat," kata Ketua Umum PKB-PII Kalsel dua periode itu.
Menurut dia, Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2014 kemungkinan sebagai penentu kehidupan atau pertumbuhan Parpol Islam, apakah akan masih tetap eksis atau hilang terkikis arus perpolotikan yang terus mengalami perubahan.
"Oleh sebab itu, saya sependapat kalau parpol Islam harus lebih merapatkan barisan, tidak saling mau menang atau benar sendiri. Lebih dari itu, para fungsionarisnya harus betul-betul amanah," tuturnya kepada Antara Kalsel.
Selain itu, yang tak kalah pentingnya, parpol Islam harus meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkin intervensi dari luar, yang memang menginginkan agar parpol Islam tetap berpecah belah, tidak bisa membentuk satu kekuatan yang utuh.
Perpecahan kekuatan parpol Islam atau umat yang mungkin belum disadari, seperti terlihat pada Pemilihan Umum Kepala Daerah atau Pilkada, kata mantan Ketua Umum PW PII Kalsel periode 1970-an itu.
Karena itu pula salah satu topik pembahasan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKB-II di Jakarta 28 Februari - 2 Maret 2014, yaitu persoalan Partai Islam, ujarnya.
Sebagai narasumber dalam membicarakan parpol Islam itu nanti, dari Partai Pesatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), demikian Chairani Idris