Barabai (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), bersama jajaran TNI Polri dan organisasi masyarakat yang ada di HST menanggapi serius terhadap kasus perusakan bangunan tempat ibadah ummat islam, Kabupaten Minahasa Utara, Rabu (29/1) malam.
Pada forum FKUB dan Kamtibmas yang digelar di Rupatama Polres HST, Minggu (2/2) itu, sejumlah elemen masyarakat menyatakan sikap yang dipimpin langsung oleh ketua FKUB HST, H Khairussalim.
Berikut isi pernyataan sikap yang disampaikan:
1. Tidak terprovokasi dan tetap bersama-sama menjaga kerukunan umat beragama
2. Menolak segala isu sara, berita hoax, dan ujaran kebencian. Sehubungan kejadian di Minahasa, untuk terjaganya situasi yang aman dan kondusif
3. Mari sama-sama kita pelihara kedamaian, kerukunan, ketentraman dan keharmonisan antar umat beragama di Kabupaten HST.
Baca juga: Ulama HSU minta FKUB berperan cegah konflik agama
Kapolres HST AKBP Danang Widaryanto, menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menindak lanjuti kejadian di Minahasa, guna mengantisipasi kejadian serupa di tempat laim dan menyatakan sikap tetap damai di HST.
sedangkan Wakil Bupati HST, berry NF mengungkapkan beberapa minggu terakhir ini kita lihat, adanya isu pertikaian antar kelompok dalam masyarakat di minahasa utara, pada gilirannya, jika dibiarkan, maka dapat menjadi ancaman bagi keutuhan negara dan dapat menjadi gerakan sampai ke daerah-daerah.
Baca juga: Bupati HST buka festival anak shaleh
Oleh karena itu, menurutnya, kondisi yang kurang kondusif tersebut harus dihentikan, karena dapat menghambat upaya mewujudkan cita-cita kemerdekaan, yakni mengantarkan indonesia menjadi bangsa yang maju, sejahtera dan bermartabat khususnya di kabupaten HST.
dalam hal ini, FKUB sebagai wadah mediator, rekonsiliator dan fasilitator dalam memberikan rujukan dan inspirasi tentang kerukunan beragama agar tumbuh rasa saling percaya dan membangun opini publik tentang pentingnya hidup rukun.
Baca juga: Sekda Tamzil pimpin langsung pembersihan sampah di jembatan Masiraan
"FKUB saya yakin dibentuk bukan untuk kepentingan politik, namun semata untuk menyelesaikan permasalahan antar umat beragama dan menjaga keutuhan umat beragama di daerah," katanya.
Permasalahan yang dihadapi di masing-masing daerah tidak sama, namun dengan kebersamaan dan kesungguhan semuanya bisa di atasi melalui pendekatan dan cara masing-masing.
Baca juga: Bencana di HST: Sungai meluap, pohon tumbang dan raba tabrak jembatan
"Kami berharap, FKUB ke depannya harus mampu mengikat kerjasama dengan majelis agama, LSM kerukunan, organisasi masyarakat, TNI POLRI dan pemerintah untuk bersatu padu serta netral dalam penanganan persoalan masyarakat serta sebagai mediator dalam perselisihan," kata Berry.
Sehubungan dengan pilkada serentak akan berlangsung pada tahun 2020 ini, Dia juga mengharapkan partisipasi semua komponen masyarakat untuk bersama-sama mensukseskan.
Baca juga: Pembangunan jalan lintas HST-HSU menjadi prioritas Musrenbang Kecamatan Pandawan
"Kita harus waspada, jangan sampai masalah agama dibenturkan dengan isu pilkada yang hanya akan menimbulkan kerawanan pertikaian di lapisan masyarakat. Karena itu, diperlukan upaya-upaya dari seluruh komponen masyarakat termasuk para tokoh agama untuk menjaga dan terus meningkatkan kualitas pemilihan umum kepala daerah tersebut," katanya.
Baca juga: Prihatin, Rumah Tahanan Barabai tidak dilengkapi CCTV