Lebak (ANTARA) - Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Latansa Mashiro Rangkasbitung Mochamad Husen mengatakan banjir bandang yang terjadi di enam kecamatan di Kabupaten Lebak akibat kerusakan hutan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
"Kami yakin banjir bandang itu akibat kerusakan hutan di daerah hulu yakni kawasan TNGHS," ujar Husen saat dihubungi di Lebak, Jumat.
Kawasan TNGHS menjadikan hulu Sungai Ciberang dan jika mengalami kerusakan akibat tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dipastikan menimbulkan malapetaka bencana alam.
Kemungkinan curah hujan sepanjang Selasa (31/12) sampai Rabu (1/1) pagi tidak menyerap maksimal ke tanah akibat hutan gundul.
"Jika curah hujan itu tidak menyerap dipastikan air hujan secara langsung menggelontor ke aliran Sungai Ciberang dengan deras disertai lumpur dan bebatuan," ujarnya.
Menurut dia, pemerintah dan masyarakat harus melestarikan, menjaga ekosistem serta habitat lingkungan alam di kawasan TNGHS agar tidak gundul dan lahan kritis.
Untuk pelestarian hutan dan alam dengan gerakan penghijauan melalui penanaman aneka tanaman keras, seperti bambu, mahoni, rasamala, puspa, albasia dan trembesi.
Sebab, penghijauan itu bisa menyerap maksimal air hujan ke dalam tanah,sehingga tidak mengakibatkan bencana banjir bandang.
"Kami melihat bencana banjir bandang awal tahun 2020 ini cukup besar hingga terdampak di enam kecamatan juga ribuan rumah mengalami kerusakan berat dan tiga orang meninggal dunia," jelas dia.
Ia juga mengapresiasi selama ini penanganan yang dilakukan pemerintah daerah cukup baik, karena tidak ditemukan warga korban bencana di pengungsian telantar maupun kerawanan pangan.
Penyaluran bantuan makanan, pakaian bekas, selimut, lauk pauk, makanan siap saji, mie instans sangat diutamakan agar warga korban bencana terpenuhi kebutuhan konsumsi pangan.
Selanjutnya, kata dia pemerintah dapat melakukan pembangunan rekontruksi dan rehabilitasi rumah-rumah warga juga infrastuktur jembatan, jalan sekolah yang rusak berat.
"Kita berharap pemerintah memfokuskan pelestarian lingkungan alam di kawasan TNGHS juga penanganan pascabencana agar tidak menimbulkan korban jiwa," lanjut Sekertaris Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Banten.
Akademisi : Banjir akibat kerusakan hutan TNGHS
Jumat, 3 Januari 2020 12:17 WIB