Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR Basuki Hadimuljono berkomitmen akan merampungkan jalan akses ke Pelabuhan Patimban pada bulan April 2020.
“Kami akan selesaikan pada April 2020, karena pada Mei - Juni 2020 Pelabuhan Patimban akan beroperasi,” ujar Menteri Basuki dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat.
Hingga November 2019, progres atau perkembangan pembangunan jalan akses sepanjang 8 kilometer yang terletak di samping pelabuhan Patimban ini telah mencapai 55,8 persen.
Sementara itu Menteri Agraria, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata atau Minister of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (MLIT) Jepang, Kazuyoshi Akaba mengatakan pihaknya sangat berharap agar jalan akses tersebut dapat selesai tepat waktu.
Menurut Akaba, penyelesaian jalan akses itu penting untuk segera dirampungkan karena banyak perusahaan Jepang tertarik untuk memanfaatkan Pelabuhan Patimban sebagai kegiatan ekspor-impor produk.
Sebelumnya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menilai pembangunan jalan tol akses Pelabuhan Patimban dengan konstruksi layang melindungi areal persawahan di wilayah sekitarnya.
Jalan akses Pelabuhan Patimban dibangun dengan menggunakan tiga metode konstruksi yang sebagian besar elevated (jalan layang). Hal ini dikarenakan kondisi tanah di sekitar lokasi berupa persawahan dengan kontur tanah yang lunak. Ketiga konstruksi dibangun terdiri dari pile slab sepanjang 5,9 Km, flyover sepanjang 1,6 kilometer, dan flexible pavement sepanjang 0,7 kilometer.
Mengingat ketersediaan infrastruktur jalan sangat krusial untuk menunjang Pelabuhan Patimban yang akan menjadi pelabuhan internasional terbesar di Indonesia selain Pelabuhan Tanjung Priok.
Selain itu Kementerian PUPR juga tengah mempersiapkan pembangunan jalan tol yang akan menghubungkan Pelabuhan Patimban dengan Jalan Tol Cikopo – Palimanan (Cipali) sepanjang 29,8 kilometer dari eksiting Subang.
Saat ini sudah ada pemrakarsa Akses Tol Pelabuhan Patimban yakni konsorsium antara PT Jasa Marga, PT Surya Semesta Internusa, PT Daya Mulia Turangga dan PT Jasa Sarana dengan nilai investasi sekitar Rp6,35 triliun.