Oleh Imam Hanafi
Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Pemkab Kotabaru, Kalimantan Selatan, berencana mengembangkan kerajinan kulit sapi, sebagai salah satu karya usaha yang berbasis ekonomi kerakyatan.
Ketua Komisi II DPRD Kotabaru, H Faruk Syahdan, di Kotabaru, Kamis, mengatakan, beberapa jenis produk kerajinan kulit sapi yang akan dikembangkan antara lain sepatu, jaket, ikat pinggang, tas, topi, dan dompet.
"Diharapkan industri kreatif tersebut bisa mendukung pergerakan di sektor riil," ujarnya.
Faruk menjelaskan, kerajinan kulit sapi sangat cocok untuk dikembangkan di Kotabaru, mengingat daerah ini juga akan membangun sentral ternak sapi Bali di Pulau Sebuku.
Bahkan, kulit-kulit sapi yang dihasilkan oleh para pengusaha pemotongan hewan di Kotabaru selama ini juga dikirim ke luar daerah, karena di daerah ini belum ada pengusaha atau industri yang mengelola kulit sapi.
Mendukung program tersebut, pemerintah daerah harus melakukan pembinaan terhadap para perajin agar bisa mampu menampilkan produk yang lebih bermutu dan berkualitas seperti di Pulau Jawa.
Rencananya hasil kerajinan akan dipasarkan untuk di kebutuhan lokal, dan apabila produksi sudah mencapai skala besar, tentunya akan dipasarkan keluar daerah maupun ke Mancanegara.
Terpisah Kepala Bidang Usaha Kecil Menengah (UKM) Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kotabaru, Abdul Ishak, mengatakan, salah satu hasil kerajinan khas Kotabaru berupa anyaman pandan laut, belakangan ini mulai dilirik pasar Internasional.
Menurut dia, kerajinan anyaman pandan laut ini sudah mulai dilirik negara-negara di Asia, dan Amerika.
Pada 2012 Disperindagkop Kotabaru, mengikuti ajang pameran kerajinan tangan khas daerah yang bertemakan "Trade Indonesia Expo" di Jakarta.
"Pada pameran tersebut, ada beberapa negara yang tertarik dengan kerajinan anyaman pandan laut khas daerah Kotabaru," ujarnya.
Sehingga pada kegiatan tersebut negara-negara itu, berniat untuk memesan hasil kerajinan anyaman pandan laut tersebut.
Ishak menjelaskan, jumlah kerajinan anyaman pandan laut masih relatif sedikit, untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar internasional.
Salah satu faktor penyebab sekitnya anyaman tersebut, jumlah pengrajin di Kabupaten Kotabaru relatif sedikit, khususnya di daerah penghasil kerajinan anymanan pandan laut, yaitu, Desa Kerayaan, Pulau Kepulauan.
Bagi masyarakat di Kerayaan, membuat anyaman pandan bukan pekerjaan pokok, melainkan usaha sampingan hanya untuk mengisi waktu-waktu kosong saja.
Bahkan, mereka membuat anyaman itu hanya untuk dipakai sendiri.
Melihat animo pasar internasional itu, Pemkab Kotabaru, melalui Disperindagkop akan terus mendorong kelompok perajin, mulai dari pengelolaan manajemen hingga pemasaran hasil kerajinan.
"Tidak hanya anyaman pandan laut yang dikembangkan, akan tetapi juga akan dikembangkan hasil kerajinan kerang laut, dan logam," paparnya.
Hal itu bisa dilakukan mulai dari pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), dengan mengikutsertakan beberapa perwakilan masyarakat, untuk dilatih keluar daerah agar terapan ilmu yang diraih bisa diaplikasikan didaerah sendiri.