Marabahan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Kuala (Pemkab Batola), Kalimantan Selatan menyelenggarakan Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55 Tahun 2019, Senin (18/11).
Upacara diselenggarakan di halaman Kantor Bupati Batola tersebut dirangkai pemberian sejumlah penghargaan, pelepasan balon, pelepasan burung merpati, praktek cuci tangan pakai sabun, dan pemeriksaan kesehatan gratis.
Selain itu, juga dilakukan penyerahan berbagai penghargaan diantaranya, untuk puskesmas berprestasi, dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, kesling, tenaga gizi, tenaga farmasi, tenaga ahli laboratorium medik, serta tenaga promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat lingkup Dinas Kesehatan Batola.
Bahkan, dalam kesempatan itu juga diberikan penghargaan kepada para pemenang lomba dalam rangkaian HKN ke-55 Tahun 2019 diantaranya, pemenang lomba pos pembinaan terpadu (Posbindu), pemenang lomba posyandu, lomba kader posyandu, penghargaan desa stop buang air besar sembarangan (stop BABS), penghargaan kepada Puskesmas Marabahan sebagai Puskesmas Terakreditasi Paripurna tahun 2019, serta pemberian penghargaan kepada petugas gizi tertinggi dengan elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM) Tahun 2019.
Upacara Peringatan HKN ke-55 itu, selain diikuti Wakil Bupati H Rahmadian Noor juga diikuti Ketua DPRD Saleh, para anggota forkopimda, Pj Sekda H Abdul Manaf, Ketua TP-PKK Batola Hj Saraswati Dwi Putranti Rahmadian Noor, pimpinan organisasi wanita lainnya beserta para pengurus, para pejabat eselon II, III, IV, karyawan karyawati dinas kesehatan, BNNK, Satpol PP, dan Dishub.
Bupati Batola Hj Noormiliyani AS dalam amanat Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, sebagaimana tema HKN kali ini adalah, Generasi Sehat Indonesia Unggul serta sesuai amanat Presiden saat pelantikan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 menyatakan, perhatin pemerintah dalam kurun waktu lima tahun mendatang diprioritaskan pada pembangunan SDM.
Menegaskan arahan Presiden di atas, sebut menteri, maka ada dua isu kesehatan utama yang harus diselesaikan terkait membangun SDM yang berkualitas yaitu stunting dan jaminan kesehatan nasional.
Sementara dua isu kesehatan lainnya yang juga harus diatasi, lanjut menteri, yaitu terhadap tingginya harga obat dan alat kesehatan serta masih rendahnya penggunaan alat kesehatan buatan dalam negeri.
Pada bagian lain menteri juga menyatakan, dalam perspektif saat ini pembangunan kesehatan menekan dua pengutan yaitu optimalisasi inovasi layanan kesehatan dan harmonisasi kepentingan pemangku kebijakan.
Optimalisasi inovasi layanan kesehatan dimaksudkan, ungkap dia, untuk mengefisiensikan tindakan-tindakan yang mahal dengan mengoptimalkan inovasi pelayanan kesehatan dan penyediaan obat dan alat kesehatan produk lokal dalam negeri tanpa mengurangi kualitas dan mutu.
Sementara harmonisasi kepentingan pemangku kebijakan terkait konektivitas antar kementerian dan lembaga, lintas sektor maupun unit-unit kerja lintas program terkait, terang dia, lebih ditingkatkan agar tidak terjadi tumpang tindih sehingga fokus pada pemecahan masalah kesehatan yang membutuhkan dedikasi dan profesionalitas kinerja segenap pemangku kepentingan dalam sektor kesehatan baik di tingkat pusat maupun daerah.