Jakarta (ANTARA) - ACT Riau bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) membagikan 2 ribu masker untuk warga di sana. Ribuan masker tersebut dibagikan kepada warga yang berlalu lintas di Jalan Sudirman, Persimpangan Tugu Zapin, Pekanbaru. Selain di Pekanbaru, masker juga dibagikan di sejumlah kabupaten/kota terdampak lainnya di Riau.
Ketua MRI wilayah Riau Manahan mengatakan, pihaknya telah membagikan ribuan masker di sejumlah titik terdampak kabut asap di Kota Pekanbaru sejak Senin (23/9) 2019, karena kabut asap yang menyelimuti kota Pekanbaru serta beberapa wilayah lain semakin pekat.
Dalam prosesnya, pembagian masker ini juga dibantu oleh komunitas Wargi Pasundan Riau. Lutfi dari komunitas tersebut mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian komunitas Wargi Pasundan Riau terhadap lingkungan Pekanbaru, Riau.
Baca juga: Pengerahan relawan ACT aksi kemanusiaan nyata korban karhutla
"Semoga kegiatan ini mampu menggerakkan masyarakat untuk peduli kepada lingkungan dan sesama. Kami juga berharap seluruh komunitas, lembaga, instansi serta seluruh lapisan masyarakat turut peduli," kata Lutfi.
Sebagaimana diketahui, hingga kini, kondisi ekonomi Indonesia juga ikut merugi karena dengan terjadinya karhutla ini, sumber devisa negara dari produk hutan kayu dan non-kayu, serta ekowisata juga berkurang.
Hal ini karena kebakaran hutan menyebabkan berbagai kerugian untuk masyarakat Indonesia, mulai dari gangguan kesehatan, sosial, ekologi, ekonomi dan juga reputasi. Kerugian kesehatan adalah yang paling jelas.
Asap dari kebakaran hutan menyebabkan berbagai penyakit, terutama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Selain itu, berdasarkan data Bank Dunia pada tahun 2015, ada beberapa sektor yang terganggu dan mengalami kerugian. Sektor-sektor tersebut tidak hanya terkait pendidikan dan kesehatan namun juga terdapat sektor kehutanan dan pertanian, perdagangan/bisnis, manufaktur dan pertambangan, pariwisata, perhubungan, hingga pariwisata.
Kondisi yang ada, jika tanpa dukungan dan inovasi penanganan, bisa menjadi sama buruknya dengan tahun 2015. Saat itu, wilayah terdampak seluas 510.564,21 ha dengan kerugian mencapai Rp 221 triliun atau setara dengan 1,9 persen PDB Indonesia.
Baca juga: Tim medis ACT bantu warga terdampak kabut asap
Kampanye #BantuMerkaBernapas menjadi semangat dalam menghidupkan kembali kebersamaan dalam aksi-aksi kebaikan
Bencana asap sudah berlangsung lama dan belum ada tanda mereda yang signifikan. Hal ini mengakibatkan korban berjatuhan dan kehidupan masyarakat terganggu, suplai makanan semakin terbatas hingga ketiadaan aktivitas akibat gangguan kesehatan.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) sebagai lembaga kemanusiaan terdepan telah melakukan kolaborasi untuk terus memantau dan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Hingga saat ini, dari data Inarisk.bnpb.co.id jumlah hutan dan lahan yang terbakar di seluruh Indonesia mencapai 328.722 ha dengan luas daerah bahaya hingga mencapai 86.102.324 ha dengan perkiraan kerugian secara ekonomi hingga hingga lebih dari Rp 59 triliun.
Kebakaran hutan yang melanda Sumatra dan sebagian Kalimantan mengakibatkan kualitas udara di tiap daerah terdampak masuk di kategori berbahaya, salah satunya Riau.
Baca juga: ACT : Kabut asap di Sumatera dan Kalimantan sangat berbahaya
Baca juga: ACT bantu pemasangan pipa air bersih di Bojonegoro