Banjarbaru (ANTARA) - Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil melepas ekspor 4,02 ton daun Gulinggang ke Jepang yang dilakukan PT Sarikaya Sega Utama sebagai eksportir berdomisili di Kota Banjarbaru, Kalsel.
Pelepasan ekspor komoditas itu dilakukan Kepala Barantan, Selasa didampingi Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Achmad Ghozali dan sejumlah undangan lainnya.
"Kami berharap volume ekspor Daun Gulinggang ini dapat terus meningkat begitu juga dengan negara tujuannya, rasanya pasar Tiongkok perlu dijajaki karena dikenal negara pengkonsumsi herbal," ujar Ali.
Diketahui, ekspor daun Gulinggang yang digunakan sebagai bahan obat herbal itu dipelopori pelaku usaha agribisnis asal Kalsel yakni PT Sarikaya Sega Utama yang tembus pasar ekspor di Jepang.
Menurut dia, data pada sistem otomasi perkarantinaan IQFAST di Banjarmasin tercatat hingga September 2019, ekspor daun gulinggang mencapai 115,6 ton atau 67,5 persen.
"Kami optimistis ekspor tahun ini mampu melampaui total ekspor di tahun 2018 yang mencapai 171,1 ton sehingga terus mendorong berbagai pihak terlibat dalam penanaman daun Gulinggang," ucapnya.
Dijelaskan, kedatangannya dalam rangka kunjungan kerja, bertujuan mengapresiasi pelaku usaha dan sekaligus untuk memastikan layanan "jemput bola" atau pemeriksaan karantina di gudang pemilik.
"Kami ingin memastikan gudang maupun tempat lain yang digunakan sudah memenuhi standar karantina disamping menjajaki inovasi layanan lain yang dibutuhkan pelaku usaha," ungkapnya.
Ditekankan Jamil, sebelum diekspor petugas karantina telah melakukan pemeriksaan dokumen dan fisik, guna memastikan kesehatan dan keamanan komoditas sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor.
"Tindakan karantina memastikan tidak ada hama penyakit sesuai dengan persyaratan sanitary and phytosanitary measures agreements. Setelah itu dikeluarkan sertifikat sebagai jaminan dari otoritas karantina di Indonesia," ujar dia.
Selain pelepasan ekspor Gulinggang, juga dilakukan pelepasan ekspor komoditas pertanian asal tumbuhan dan turunannya yakni 135 ribu ton Palm Kernel Expeller (PKE) dengan tujuan Vietnam.
Kemudian 304,5 ton Palm Kernell Oil (PKO) tujuan Tiongkok, 201,6 ton karet lempengan tujuan India dan 40,365 meter kubik tujuan India dan total nilai ekonomi semua komoditas sebesar Rp547,5 miliar.