Barabai (ANTARA) - Pesta demokrasi yang digelar pada 17 April lalu di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) masih menimbulkan masalah dan keluhan oleh para penyelenggara.
Kali ini disampaikan oleh Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 3 Desa Teluk Masjid, Muhammad Rizani (39).
Dia mengaku, setelah seminggu menjadi ketua KPPS, ada sesuatu yang mengganggu kesehatan tubuhnya. Hingga sempat pingsan saat berangkat ke SD tempat Dia mengajar dan dibawa ke Puskesmas terdekat. Keluhan itu pun sempat ditulisnya di akun media sosial facebook.
Warga Desa Teluk Masjid RT 3 Kecamatan Haruyan itu mengungkapkan, saat kesehatan tubuhnya diperiksa, hingga melakukan pemeriksaan rekam jantung (elektrokardiograf), ia diberitahu oleh dokter bahwa ada yang tidak beres pada jantungnya.
Ditemui di kediamannya, Rabu (23/5), Rizani yang saat itu bersama istrinya membenarkan bahwa yang ditulisnya bukan lah kabar palsu. Sebagai bukti, lelaki dua anak ini juga menunjukkan surat rujukan dan hasil pemeriksaan rekam jantungnya.
"Setelah melakukan pemeriksaan rekam jantung, saya dibuatkan surat rujukan, agar menemui dokter penyakit dalam untuk pemeriksaan lebih lanjut. Namun, setelah beberapa kali datang ke Klinik yang menjadi tempat rujukan, saya tak kunjung bertemu dengan dokter," katanya.
Ia menerangkan, bahwa sebelumnya dan sebelum menjadi ketua KPPS, tidak memiliki riwayat keluhan apapun terkait kondisi kesehatan tubuhnya.
Namun, setelah melaksanakan tugas sebagai Ketua KPPS, kemudian pingsan, ia merasa detak jantungnya terasa cepat alias tak beraturan seperti biasa. Bahkan, ketika berdiri ia juga kerap merasakan gemetar.
"Seperti yang saya tulis sebelumnya di media sosial, saya hanya ingin agar para elit politik memerhatikan hal ini. Saya yakin, ada kasus serupa yang saya alami, tapi luput dari perhatian pemerintah,” paparnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, dokter umum di Puskesmas Haruyan, Aida Hastuti, membenarkan bahwa dirinya memberikan surat rujukan agar yang bersangkutan memeriksakan kondisi yang dialaminya ke dokter ahli.
"Menurut hasil diagnosa yang dikeluarkan oleh alat rekam jantung, menunjukkan ada kecurigaan dan ketidakberesan pada kondisi jantung Rizani," katanya.
Saat itu, pihaknya menyarankan agar yang bersangkutan lebih intens memeriksakan kondisinya ke dokter ahli penyakit dalam.
Dia juga menambahkan, yang bersangkutan memeriksakan kesehatannya pada 24 April lalu. Kemudian, pada tanggal 25 April, pihaknya mengeluarkan surat rujukan. Disusul dengan kemarin (22/5), ia juga sudah mengutus petugas kesehatan untuk memeriksa kondisi Rizani, pasca statusnya yang berisikan keluh kesah viral di media sosial.
"Kata petugas saya, Rizani tampak sehat. Mestinya, dia terus saja melaporkan kondisi kepada dokter ahli. Setahu saya, kalau kami melakukan rujukan, selalu ada dokter yang menangani. Kalau belum ketemu, mungkin dia kurang intens saja mendatangi Klinik,” tambahnya.
Perlu diketahui, dalam surat rujukan yang dikeluarkan oleh pihak Puskesmas yang memeriksa kesehatan Muhammad Rizani, dalam kolom diagnosa penyakit, terdapat tulisan acute ischaemic heart disease. Dalam sebuah situs kesehatan dijelaskan, mengarah pada ada kerusakan atau penyakit pada pembuluh darah utama jantung, atau penyakit jantung koroner.
Sementara itu, di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten HST, hingga kini tercatat ada enam orang petugas Pemilu yang mengalami gangguan kesehatan seusai melaksanakan tugasnya.
Lima di antaranya, dinyatakan sakit sedang, dan satu anggota lagi dinyatakan meninggal dunia yakni anggota Pengamanan Tempat Pemungutan Suara (PAM TPS).
"Terkait kabar yang baru ini, kami selaku KPU sudah menginstruksikan PPK agar menyampaikan kepada PPS untuk melakukan pengecekan dan pendataan," kata Ketua KPU HST, Johransyah.
Jika nantinya hasil rontgen dan pemeriksaan lainnya membuktikan yang bersangkutan sakit akibat menjadi petugas KPPS, maka pihak sekretariat bisa memasukkannya sebagai penerima santunan.