Nilai tukar petani (NTP) di Kalimantan Selatan pada November tercatat 107,55 atau naik 0,19 persen dibandingkan Oktober 2012, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi setempat Iskandar Zulkarnaen.
"Naiknya NTP tersebut disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan 0,45 persen dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik 0,27 persen," katanya di Banjarmasin, Senin.
Ia menjelaskan, dilihat dari subsektornya, ada tiga subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP dan dua subsektor mengalami penurunan NTP.
Subsektor yang mengalami kenaikan, yaitu subsektor tanaman pangan naik 0.10 persen, tanaman perkebunan rakyat 1,48 persen dan subsektor perikanan naik sebesar 0,38 persen.
Sementara itu, subsektor yang mengalami penurunan, yaitu hortikultura turun sebesar 0,18 persen dan subsektor peternakan turun sebesar 0,10 persen .
Kenaikan NTP tersebut juga karena pengaruh naiknya indeks harga Konsumsi Rumah Tangga pedesaan sebesar 0,25 persen, yang menunjukan terjadinya Inflasi di pedesaan.
Hal itu akibat naiknya indeks pada subkelompok bahan makanan sebesar 0,32 persen, subkelompok makanan Jadi 0,12 persen, subkelompok perumahan 0,31 persen, dan subkelompok sandang naik 0,07 persen.
Kemudian, subkelompok kesehatan naik 0,41 persen, dan subkelompok pendidikan, rekreasi & olahraga naik 0,10 persen, kecuai subkelompok transportasi dan komunikasi turun sebesar 0,09 persen.
Pada November 2012, Provinsi Jawa Barat mengalami kenaikan NTP tertinggi sebesar 0,43 persen, sebaliknya Provinsi Gorontalo mengalami penurunan NTP tertinggi sebesar 1,02 persen. C
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012
"Naiknya NTP tersebut disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan 0,45 persen dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik 0,27 persen," katanya di Banjarmasin, Senin.
Ia menjelaskan, dilihat dari subsektornya, ada tiga subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP dan dua subsektor mengalami penurunan NTP.
Subsektor yang mengalami kenaikan, yaitu subsektor tanaman pangan naik 0.10 persen, tanaman perkebunan rakyat 1,48 persen dan subsektor perikanan naik sebesar 0,38 persen.
Sementara itu, subsektor yang mengalami penurunan, yaitu hortikultura turun sebesar 0,18 persen dan subsektor peternakan turun sebesar 0,10 persen .
Kenaikan NTP tersebut juga karena pengaruh naiknya indeks harga Konsumsi Rumah Tangga pedesaan sebesar 0,25 persen, yang menunjukan terjadinya Inflasi di pedesaan.
Hal itu akibat naiknya indeks pada subkelompok bahan makanan sebesar 0,32 persen, subkelompok makanan Jadi 0,12 persen, subkelompok perumahan 0,31 persen, dan subkelompok sandang naik 0,07 persen.
Kemudian, subkelompok kesehatan naik 0,41 persen, dan subkelompok pendidikan, rekreasi & olahraga naik 0,10 persen, kecuai subkelompok transportasi dan komunikasi turun sebesar 0,09 persen.
Pada November 2012, Provinsi Jawa Barat mengalami kenaikan NTP tertinggi sebesar 0,43 persen, sebaliknya Provinsi Gorontalo mengalami penurunan NTP tertinggi sebesar 1,02 persen. C
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012