Dinas Peternakan Kalimantan Selatan membangun pusat kesehatan hewan untuk melindungi kerbau rawa dan Itik Alabio sebagai dua plasma nutfah nasional yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara dari serangan penyakit.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) diwakili dokter hewan Tris Fadianto, di Amuntai, Minggu mengatakan saat ini pihaknya cukup serius untuk melindungi hewan plasma nutfah agar habitat hewan tersebut terhindar dari serangan penyakit berbahaya dan lainnya.

Plasma nutfah adalah substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan serta mikroorganisme.

Plasma nutfah merupakan kekayaan alam yang sangat berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pembangunan nasional.

Melindungi dan menjaga kelestarian hewan tersebut, kini pemerintah melalui dana Bantuan Alokasi Khusus (DAK) telah mengalokasikan dana senilai Rp550 juta untuk pembangunan bangun pusat kesehatan hewan (Puskeswan) di Kecamatan Danau Panggang yangdiresmikan oleh Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) beberapa waktu lalu.

Menurut Tris Fadianto mengatakan perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu saat ini berpotensi menyebabkan banyak hewan ternak terjangkit berbagai macam penyakit.

Dengan dibangunnya puskeswan ini, tambah Fadianto, diharapkan peternak di HSU tidak perlu khawatir untuk membawa hewan ternaknya untuk segera mendapat perawatan dan pengobatan.

"Kalau muncul gejala penyakit pada hewan ternak jangan ragu untuk membawa ke puskeswan, agar segera diketahui dengan tepat jenis penyakitnya," katanya.

Sebab, lanjut Fadianto jika masyarakat lambat menangani hewan ternak yang sakit, dikhawatirkan akan menjangkiti ternak yang lain sehingga semakinmenambah kerugian bagi peternak.

Hanya petugas atau dokter hewan di Puskeswan, tambahnya yang bisa mengeluarkan keputusan resmi penyakit jenis apa yang menjangkiti hewan ternak dan mengetahui cara paling cepat dan tepat untuk menyembuhkannya.

Sehingga dengan keberadaan puskeswan ini diharapkannya lebih mendorong dan memotivasi peternak untuk meningkatkan populasi hewan ternak mereka.

Fadianto juga mengharapkan masyarakat untuk turut membantu upaya pemerintah daerah dalam menjaga tingkat populasi hewan ternak, diantaranya dengan melaporkan sedini mungkin apabila mengetahui gejala atau perubahan yang mengarah pada penyebaran penyakit hewan disekitar lokasi peternakan.

Atas inisitaif pembangunan puskeswan ini Dinas Peternakan Kalsel menyampaian penghargaan dan terima kasih kepada Pemda HSU yang sudah melakukan upayapelestarian terhadap palsma nutfah yang dimiliki Propinsi Kalsel.

Apalagi lanjutnya, kebijakan peternakan dan kesehatan nasional ditujukan untuk meningkatkan populasi peternakan, kesehatan hewan dan peningkatan jumlah kelembagaan peternakan yang diharapkan dapat turut menentaskan kemiskinan dan mengurangi tingkat pengangguran.

Ada pun kegiatan utama Direktorat Jenderal (Ditjen) kesehatan hewan meliputi program swasembada daging sapi dan kerbau (PSDSK) 2014, pengendalian penyakithewan menular strategis seperti Brucellosis dan Anthrax.

"Ditjen juga melakukan upaya restrukturisasi perunggasan guna meningkatkan ketersediaan susu di dalam negeri dan penyediaan pangan asal ternak yang aman,sehat dan halal," katanya.

Seusai meresmikan Puskeswan di Kecamatan Danau Panggang, Bupati HSU Drs H Abdul Wahid HK menyatakan dukungan Pemda HSU terhadap pelaksanaan antisipasi penyakit hewan ternak dalam upaya peningkatan populasi, melalui penyediaan alokasi dana pada Dinas Perikanan dan Peternakan, termasuk dana pendampingkan puskeswan.

"Semoga dengan adanya puskeswan ini dapat dilakukan upaya pengamatan, pencegahan dan pengendalian serta pemberantasan penyakit hewan," katanya.

Wahid berharap agar dalam pelaksanaannya, puskeswan ini dapat melayani masyarakat, khususnya peternak di Kecamatan Danau Panggang dan paminggir.

Ke depan tugas pelayanan kesehatan, harapnya juga bisa meliputi tugas bersama pemerintah, swasta dan masyarakat untuk lebih mengotimalkan upaya pelestarian plasma nutfah dan pengembangan hewan ternak di daerahnya.

Bupati HSU memaparkan saat HSU memiliki populasi ternak itik Alabio sebanyak 1.339.202 ekor, Ayam buras sebanyak 713.171 ekor, sedangkan populasi kerbaurawa sebanyak 7.813 ekor.

Pada kesempatan itu bupati menyerahkan bantuan obat-obatan untuk hewan ternak bagi empat desa, yakni Desa Tampakang, Bararawa, Ambahai dan Paminggirsekaligus penyerahan dana pengembangan usaha budi daya perikanan.C

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012