Nelayan di Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, akhir-akhir mewaspadai penggunaan bom molotov untuk menangkap ikan oleh nelayan luar daerah.


"Beberapa waktu lalu, nelayan di daerah kami melihat masih adanya aktivitas penangkapan ikan yang diduga menggunakan bom molotov," kata warga Labuan Barat, Pulau Sembilan, Hamka, Selasa.

Masyarakat di Pulau Matasirih menduga, nelayan dari luar daerah masih saja melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan bom molotov.

"Biasanya hal itu terjadi antara Oktober-Maret, dimana terjadi gelombang besar di perairan Matasirih dan Labuan Barat," katanya.

Terlebih pulau tersebut sepi, karena nelayannya mengungsi karena takut gelombang besar, imbuhnya.

Hamka menuturkan, aktivitas nelayan yang menggunakan bom molotov tersebut membawa satui kapal kecil dan satu kapal besar.

"Kapal kecil dengan dua-tiga mesin biasanya dipakai untuk melancarkan aktivitasnya menangkap ikan dengan bom molotov di daerah pesisir," terangnya.

Sedangkan kapal besarnya berlabuh ditengah laut, yang sulit dijangkau oleh nelayan lokal atau nelayan kecil.

Tujuannya, untuk menghindari agar tidak dilihat oleh nelayan.

Begitu juga dengan perahu kecil yang dipakai untuk menangkap ikan, perahu tersebut memiliki mesin kecepatan tinggi, agar bisa menghindar dari kejaran petugas apabila aksinya ketahuan.

"Dengan cara tersebut, nelayan lokal yang berbekal perahu dengan mesin standar tidak dapat mengejar nelayan yang menangkap ik,an dengan bom molotov tersebut," tandasnya.

Penggunaan bom molotov dalam menangkap ikan sangatlah merugikan.

Karena semua jenis ikan, besar dan kecil akan mati terkena ledakan bom molotv tersebut.

Sehingga populasi ikan di perairan yang sering diledakkan bom molotov akan berkurang drastis.

Ia menduga akibat seringnya ikan ditangkap dengan menggunakan boim molotov tersebut, kini nelayan lokal harus menangkap ikan lebih jauh dari biasanya.

  "Jika biasanya kami menangkap ikan cukup di pinggiran, kini harus ke tengah laut, karena dipinggir sudah tidak ada ikannya," pungkasnya/D.
(T.I022/B/H005/H005) 06-11-2012 17:46:42

Pewarta:

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012