Kandangan, (Antaranews Kalsel) - Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Keseteraan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD Dikmas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Abdul Kahar, menyampaikan komitmen pemerintah pusat dalam mendorong pendidikan nonformal di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS),
Ia mengatakan, komitmen tersebut dengan akan disalurkan bantuan dari pemerintah pusat untuk pendidikan kesetaraan di HSS senilai Rp3 Milyar lebih, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Rp4,8 Milyar dan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik untuk Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) senilai Rp1,5 milyar, karena pentingnya SKB sebagai sekolah negerinya non formal yang ada saat ini.
"Kami juga mempersilahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Hulu Sungai Selatan (HSS) untuk nantinya bisa mengusulkan kembali kepada kami melalui Badan Perencana Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah HSS, untuk anggaran lainnya yang diperlukan dalam memajukan pendidikan non formal di daerah," katanya, saat memberikan sambutan dalam pencanangan Gerakan Indonesia Membaca dan kampung literasi, di Desa Pandulangan, Kecamatan Padang Batung, Sabtu (1/12).
Baca juga: Ratusan kepala sekolah HSS ikuti sosialisasi visi dan misi
Ia mengatakan, Gerakan Indonesia membaca dan kampung literasi ini mempunyai makna yang besar dalam upaya mencerdaskan kehidupan anak bangsa, dan diharapkan melalui kegiatan ini dapat memotivasi dan mendapatkan tindak lanjut, tidak sekedar pencanangan namun diiiringi dengan upaya nyata dalam aksi bersama dalam menggiatkan budaya membaca atau literasi di tengah-tengah masyarakat.
Gerakan Indonesia membaca dan kampung literasi merupakan inisiatif yang digagas pemerintah pusat dalam upaya mengatasi ketertinggalan dan masih rendahnya minat membaca secara nasional, sebagaimana yang dirilis beberapa media dunia dan menjadi tugas pemerintah termasuk di daerah untuk ikut mengkampanyekannya.
Berdasarkan kesepakatan Forum Ekonomi Dunia, dijelaskan dia bahwa negara yang ingin maju dan ingin menguasai persaingan dunia maka harus menguasai enam literasi dasar, yakni literasi baca tulis, literasi numerasi atau hitung, literasi sains, literasi digital atau Teknologi Tnformasi dan Komunikasi (TIK), literasi finansial, dan literasi budaya dan kewarganegaraan.
Baca juga: 100 peserta ikuti Diklat berjenjang tingkat lanjut PAUD
"Pencanangan Gerakan Indonesia Membaca hendaknya juga diikuti reaksi daerah, reaksi daerah tersebut antara lain telah dilaksanakan dengan Launching Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang tentunya harus dimulai dari tenaga pendidik atau guru sendiri, untuk membudayakan membaca," katanya.
Menurut dia, aksi yang nyata yang telah dilaksanakan seperti diadakannya sayembara membuat sinopsi untuk anak didik, karena untuk membuat sinopsi anak didik akan membaca buku dan menyimak isinya dan bagi anak yang membuat sinopsis terbanyak akan diberikan hadiah atau penghargaan, upaya ini selain menggemarkan anak membaca juga kritiis terhadap bahan bacaan mereka.
Gerakan literasi ini juga akan berhasil apabila ada dukungan dari keluarga, dilanjutkan gerakan literasi oleh masyarakat yang kemudian akan menjadi cikal bakal literasi secara nasional, dan melalui pendidikan non formal yang terus digalakkan diharapkan dia tidak ada lagi anak usia sekolah yang tidak bersekolah karena alasan tidak mampu karena sudah dibiayai dari anggaran negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Ia mengatakan, komitmen tersebut dengan akan disalurkan bantuan dari pemerintah pusat untuk pendidikan kesetaraan di HSS senilai Rp3 Milyar lebih, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Rp4,8 Milyar dan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik untuk Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) senilai Rp1,5 milyar, karena pentingnya SKB sebagai sekolah negerinya non formal yang ada saat ini.
"Kami juga mempersilahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Hulu Sungai Selatan (HSS) untuk nantinya bisa mengusulkan kembali kepada kami melalui Badan Perencana Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah HSS, untuk anggaran lainnya yang diperlukan dalam memajukan pendidikan non formal di daerah," katanya, saat memberikan sambutan dalam pencanangan Gerakan Indonesia Membaca dan kampung literasi, di Desa Pandulangan, Kecamatan Padang Batung, Sabtu (1/12).
Baca juga: Ratusan kepala sekolah HSS ikuti sosialisasi visi dan misi
Ia mengatakan, Gerakan Indonesia membaca dan kampung literasi ini mempunyai makna yang besar dalam upaya mencerdaskan kehidupan anak bangsa, dan diharapkan melalui kegiatan ini dapat memotivasi dan mendapatkan tindak lanjut, tidak sekedar pencanangan namun diiiringi dengan upaya nyata dalam aksi bersama dalam menggiatkan budaya membaca atau literasi di tengah-tengah masyarakat.
Gerakan Indonesia membaca dan kampung literasi merupakan inisiatif yang digagas pemerintah pusat dalam upaya mengatasi ketertinggalan dan masih rendahnya minat membaca secara nasional, sebagaimana yang dirilis beberapa media dunia dan menjadi tugas pemerintah termasuk di daerah untuk ikut mengkampanyekannya.
Berdasarkan kesepakatan Forum Ekonomi Dunia, dijelaskan dia bahwa negara yang ingin maju dan ingin menguasai persaingan dunia maka harus menguasai enam literasi dasar, yakni literasi baca tulis, literasi numerasi atau hitung, literasi sains, literasi digital atau Teknologi Tnformasi dan Komunikasi (TIK), literasi finansial, dan literasi budaya dan kewarganegaraan.
Baca juga: 100 peserta ikuti Diklat berjenjang tingkat lanjut PAUD
"Pencanangan Gerakan Indonesia Membaca hendaknya juga diikuti reaksi daerah, reaksi daerah tersebut antara lain telah dilaksanakan dengan Launching Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang tentunya harus dimulai dari tenaga pendidik atau guru sendiri, untuk membudayakan membaca," katanya.
Menurut dia, aksi yang nyata yang telah dilaksanakan seperti diadakannya sayembara membuat sinopsi untuk anak didik, karena untuk membuat sinopsi anak didik akan membaca buku dan menyimak isinya dan bagi anak yang membuat sinopsis terbanyak akan diberikan hadiah atau penghargaan, upaya ini selain menggemarkan anak membaca juga kritiis terhadap bahan bacaan mereka.
Gerakan literasi ini juga akan berhasil apabila ada dukungan dari keluarga, dilanjutkan gerakan literasi oleh masyarakat yang kemudian akan menjadi cikal bakal literasi secara nasional, dan melalui pendidikan non formal yang terus digalakkan diharapkan dia tidak ada lagi anak usia sekolah yang tidak bersekolah karena alasan tidak mampu karena sudah dibiayai dari anggaran negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018