Paringin, (Antaranews Kalsel) - Sangat banyak warga yang tidak mengetahui keadaan ekonomi para aktor penggiat sosial di Sahabat Balangan Centre (SBC) yang semakin waktu semakin akrab di telinga masyarakat Kabupaten Balangan, bahkan mulai dikenal luas di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan.
Berbagai macam pembicaraan dimasyarakat pun semakin tidak menentu, mulai dari dugaan anggota parpol, milik pemerintah, binaan tokoh kepentingan, para orang sukses, dan lain sebagainya.
Dalam sebuah kunjungan media oleh para Jurnalis di Kabupaten Balangan, Kamis (29/11), pengurus penggiat sosial di Sahabat Balangan Centre (SBC) ternyata terdiri dari pekerja serabutan seperti pedagang keliling penjual Pop Ice, Penjual Pentol Bakso keliling, petani karet, penjahit, penjual jajanan khas serta penjual kue, karyawan cuci motor, guru honor, hingga jurnalis.
Bahkan sang Ketua Sahabat Balangan Centre (SBC), Dewi Purwanti yang ternyata tidak sempat menamatkan Sekolah Dasar (SD), masih mendiami sebuah kontrakan berupa pondok berukuran sekitar 4 x 4 meter, selama bertahun-tahun lamanya bersama keluarga kecilnya, sekaligus dijadikan Basecamp untuk tinggal, berkumpul hingga pembinaan UKM bagi warga-warga yang patut dibantu.
Ia dan suami menjalani usaha sebagai penjual keliling, berupa jajanan, Pop Ice serta kentang goreng, baik di pasar-pasar tradisional, acara resepsi perkawinan, atau bahkan pada setiap event acara lainnya, baik di dalam daerah maupun di kabupaten-kabupaten tetangga, untuk menopang hidup serta menyisihkannya untuk membantu orang lain.
Diantaranya, ada pula anggota Sahabat Balangan Centre (SBC) yang belum sebulan ini baru bisa menikmati listrik di rumahnya, karena selama puluhan tahun belum bisa menikmati listrik negara karena terbentur dana pemasangan serta belum mampu jika harus membayar bulanannya.
Selanjutnya, adapula anggota yang dinding dan lantai rumahnya sudah lapuk serta lebih parah dari warga yang dibantu rehab dan bedah rumah. Namun keadaan itu tidak pernah menyurutkan langkah mereka untuk membantu sesama, bahkan tidak pernah mendahulukan kepentingan pribadi maupun kelompoknya.
Disampaikan Ketua Sahabat Balangan Centre (SBC), bukan saja sering disebut ada kepentingan, bahkan juga sering dianggap sebagai pahlawan kesiangan. Belum lagi berbagai cerita di lapangan, dimana beberapa warga serta para kaum yang dibantu berharap lebih banyak, karena dikira dari sebuah dinas atau kumpulan orang kaya, yang banyak duitnya.
"Bahkan banyak dari orang yang jelas-jelas mampu dan memiliki harta, sering meminta bantuan untuk keluarganya, baik sembako, dana kesehatan bahkan sepeda, dan pada akhirnya ketika kita survey, mereka tidak bisa kami masukkan program bantuan, dikarenakan masih banyak yang lebih patut untuk dibantu, sehingga mereka kadang kecewa," ungkapnya.
Mereka juga tidak percaya jika dijelaskan bahwa dana untuk membantu warga itu merupakan iuran wajib pengurus dan anggota sebesar Rp 5000/bulan, dengan jumlah anggota kepengurusan hanya sekitar 10 orang, serta keuntungan dari hasil berjualan serta sumbangan para donatur yang tergabung di grup Whatss App Sahabat Balangan Centre (SBC) serta Group FB Habar Balangan.
"Tak jarang ketika berbagi sembako kami harus menggocek dalam-dalam kantong pribadi, atau malah ngutang, karena di lapangan data bisa bertambah dari rencana dana yang ada. Bahkan ketika rehab maupun bedah rumah sekalipun, tak jarang pula dana dan rencana yang disiapkan meleset dari anggaran dan persediaan barang, dikarenakan berbagai hal, kami bahkan harus berhutang hingga jutaan rupiah demi menuntaskan bantuan," tuturnya.
Pun begitu lanjut Dewi, selalu ada jalan untuk membayarnya. Bahkan kini ada kios-kios serta toko-toko bangunan yang menawarkan diri memberikan pinjaman jika Sahabat Balangan Centre (SBC) memerlukan bahan untuk membantu warga, saat kas Sahabat Balangan Centre (SBC) tidak mencukupi.
"Kami masih berharap para warga yang peduli terhadap sesama, minimal di lingkungan tempat tinggalnya, untuk bergabung bersama kami, bergotong royong meringankan beban saudara-saudara kita," imbau Dewi.
Ditambahkan, setiap bantuan warga yang masuk ke Kas Sahabat Balangan Centre (SBC), akan kami salurkan sepenuhnya untuk membantu warga, di rekening 013.03.01.15130.2 Bank Kalsel Cabang Paringin, dengan Nomor Kontak yang bisa dihubungi: 0853-4900-9958.
Kemudian untuk biaya transfortasi, akomodasi dan berbagai lain hal dalam aktivitas Sahabat Balangan Centre (SBC), kami menggunakan dana pribadi masing-masing, pungkasnya.
Baca juga: Capaian UHC Award dimanfaatkan SBC untuk membantu warga
Baca juga: Video - Nenek Kasrah meninggal dalam kesendirian di gubuk tuanya
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Berbagai macam pembicaraan dimasyarakat pun semakin tidak menentu, mulai dari dugaan anggota parpol, milik pemerintah, binaan tokoh kepentingan, para orang sukses, dan lain sebagainya.
Dalam sebuah kunjungan media oleh para Jurnalis di Kabupaten Balangan, Kamis (29/11), pengurus penggiat sosial di Sahabat Balangan Centre (SBC) ternyata terdiri dari pekerja serabutan seperti pedagang keliling penjual Pop Ice, Penjual Pentol Bakso keliling, petani karet, penjahit, penjual jajanan khas serta penjual kue, karyawan cuci motor, guru honor, hingga jurnalis.
Bahkan sang Ketua Sahabat Balangan Centre (SBC), Dewi Purwanti yang ternyata tidak sempat menamatkan Sekolah Dasar (SD), masih mendiami sebuah kontrakan berupa pondok berukuran sekitar 4 x 4 meter, selama bertahun-tahun lamanya bersama keluarga kecilnya, sekaligus dijadikan Basecamp untuk tinggal, berkumpul hingga pembinaan UKM bagi warga-warga yang patut dibantu.
Ia dan suami menjalani usaha sebagai penjual keliling, berupa jajanan, Pop Ice serta kentang goreng, baik di pasar-pasar tradisional, acara resepsi perkawinan, atau bahkan pada setiap event acara lainnya, baik di dalam daerah maupun di kabupaten-kabupaten tetangga, untuk menopang hidup serta menyisihkannya untuk membantu orang lain.
Diantaranya, ada pula anggota Sahabat Balangan Centre (SBC) yang belum sebulan ini baru bisa menikmati listrik di rumahnya, karena selama puluhan tahun belum bisa menikmati listrik negara karena terbentur dana pemasangan serta belum mampu jika harus membayar bulanannya.
Selanjutnya, adapula anggota yang dinding dan lantai rumahnya sudah lapuk serta lebih parah dari warga yang dibantu rehab dan bedah rumah. Namun keadaan itu tidak pernah menyurutkan langkah mereka untuk membantu sesama, bahkan tidak pernah mendahulukan kepentingan pribadi maupun kelompoknya.
Disampaikan Ketua Sahabat Balangan Centre (SBC), bukan saja sering disebut ada kepentingan, bahkan juga sering dianggap sebagai pahlawan kesiangan. Belum lagi berbagai cerita di lapangan, dimana beberapa warga serta para kaum yang dibantu berharap lebih banyak, karena dikira dari sebuah dinas atau kumpulan orang kaya, yang banyak duitnya.
"Bahkan banyak dari orang yang jelas-jelas mampu dan memiliki harta, sering meminta bantuan untuk keluarganya, baik sembako, dana kesehatan bahkan sepeda, dan pada akhirnya ketika kita survey, mereka tidak bisa kami masukkan program bantuan, dikarenakan masih banyak yang lebih patut untuk dibantu, sehingga mereka kadang kecewa," ungkapnya.
Mereka juga tidak percaya jika dijelaskan bahwa dana untuk membantu warga itu merupakan iuran wajib pengurus dan anggota sebesar Rp 5000/bulan, dengan jumlah anggota kepengurusan hanya sekitar 10 orang, serta keuntungan dari hasil berjualan serta sumbangan para donatur yang tergabung di grup Whatss App Sahabat Balangan Centre (SBC) serta Group FB Habar Balangan.
"Tak jarang ketika berbagi sembako kami harus menggocek dalam-dalam kantong pribadi, atau malah ngutang, karena di lapangan data bisa bertambah dari rencana dana yang ada. Bahkan ketika rehab maupun bedah rumah sekalipun, tak jarang pula dana dan rencana yang disiapkan meleset dari anggaran dan persediaan barang, dikarenakan berbagai hal, kami bahkan harus berhutang hingga jutaan rupiah demi menuntaskan bantuan," tuturnya.
Pun begitu lanjut Dewi, selalu ada jalan untuk membayarnya. Bahkan kini ada kios-kios serta toko-toko bangunan yang menawarkan diri memberikan pinjaman jika Sahabat Balangan Centre (SBC) memerlukan bahan untuk membantu warga, saat kas Sahabat Balangan Centre (SBC) tidak mencukupi.
"Kami masih berharap para warga yang peduli terhadap sesama, minimal di lingkungan tempat tinggalnya, untuk bergabung bersama kami, bergotong royong meringankan beban saudara-saudara kita," imbau Dewi.
Ditambahkan, setiap bantuan warga yang masuk ke Kas Sahabat Balangan Centre (SBC), akan kami salurkan sepenuhnya untuk membantu warga, di rekening 013.03.01.15130.2 Bank Kalsel Cabang Paringin, dengan Nomor Kontak yang bisa dihubungi: 0853-4900-9958.
Kemudian untuk biaya transfortasi, akomodasi dan berbagai lain hal dalam aktivitas Sahabat Balangan Centre (SBC), kami menggunakan dana pribadi masing-masing, pungkasnya.
Baca juga: Capaian UHC Award dimanfaatkan SBC untuk membantu warga
Baca juga: Video - Nenek Kasrah meninggal dalam kesendirian di gubuk tuanya
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018