Kepala bidang pemantauan dan pemulihan kualitas lingkungan, Badan lingkungan hidup daerah propinsi Kalimantan Selatan, Ninuk Murtini mengatakan Sungai Tabalong sudah berstatus tercemar berat.

Selain Sungai Tabalong, sejumlah sungai di Kalimantan Selatan yang juga tergolong tercemar berat yakni Sungai Martapura (Kabupaten Banjar), sungai Satui (Kotabaru) dan Sungai Barito.

"Dari hasil pemantauan dan penelitian di laboratorium, ada kecenderungan menurunnya kualitas air sungai di Kalsel termasuk Sungai Tabalong bahkan sejumlah sungai berstatus tercemar berat," jelas Ninuk dalam seminar lingkungan hidup, Kamis di Tanjung, ibukota Tabalong.

Akibatnya secara umum indeks kualitas air di Kalimantan Selatan ungkap Ninuk masih rendah termasuk indeks penutupan lahan.

Kondisi ini perlu menjadi perhatian pemerintah kabupaten/kota mengingat masih tingginya ketergantungan masyarakat terhadap air sungai bahkan di Tabalong, Sungai Tabalong menjadi sumber air baku untuk air leding.

Selain mengandung bakteri E coli akibat banyaknya sampah domestik, Sungai Tabalong juga tercemar bahan merkuri yang sangat berbahaya jika terkonsumsi manusia.

"Kita akui peningkatan sampah domestik di sungai menyebabkan munculnya bakteri ecoli sedangkan pencemaran merkuri dampak dari akfititas penambangan emas di bagian hulu sungai," jelas Nunik lagi.

Nunik menegaskan untuk memperbaiki kualitas air sungai yang sudah tercemar perlu waktu cukup lama, tak hanya pemerintah, masyarakat pun berperan dalam memperbaiki kualitas air sungai.

Salah satunya mengubah perilaku membuang sampah atau kotoran di sungai serta mencegah erosi dengan menjaga kelestarian hutan.

Sementara itu seminar lingkungan hidup yang dilaksanakan PT Adaro Indonesia, diikuti para karyawan perusahaan, mitra kerja serta isntansi terkait seperti Bapedalda dan Badan lingkungan hidup setempat.

Selaku ketua panitia, Fazlul Whyudi mengatakan seminar ini merupakan rangkaian kegiatan memperingati hari lingkungan hidup termasuk melaksanakan kegiatan penanaman 2.000 pohon di sekikatar lokasi tambang serta donor darah.

"Ekonomi hijau, ubah perilaku tingkatkan kualitas lingkungan menjadi tema seminar lingkungan yang diikuti para karyawan PT Adaro Indonesia, mitra kerja serta instansi terkait," jelas Fazlul.

Selaku nara sumber selain dari Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) propinsi Kalsel juga menghadirkan Ishak Haning dari Dinas pertambangan dan energi Kalsel serta Atep Rusmayadi dari Badan lingkungan hidup kabupaten Balangan.

Deputy general manager HSE dan CSR PT Adaro Indonesia, Iswan Sujarwo mengatakan perusahaan pertambangan tak hanya menitikberatkan pada peningkatan perekonomian masyarakat namun tetap peduli terhadap lingkungan.

"Adaro sebagai perusahaan tambang telah memiliki sistem pengolahan limbang dan lahan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan karena itu melalui seminar lingkungan diharapkan memotivasi semua elemen untuk berprilaku ramah terhadap lingkungan," jelas Iswan.

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012