Semarang, (ANTARA News) - Kenaikan permintaan barang menjelang dan saat Ramadhan Mei 2018 ini diyakini Bank Indonesia tidak akan mengerek signifikan laju inflasi karena produksi dan pasokan barang terutama komoditas pangan strategis terutama beras, daging dan berbagai varietas cabai terjaga.
"Untuk kelompok tarif barang bergejolak (volatile food), ada panen holtikultura jadi sudah mereda inflasinya," kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Semarang, Rabu.
Menurut Dody, BI sudah mengkalkulasi semua tekanan inflasi yang akan timbul selama Ramadhan. Selain "volatile food", dampak dari kenaikan harga bensin non-subsidi juga mereda pada Mei 2018. Pada April 2018, kenaikan harga bensin non-subsidi yakni Pertalite menjadi salah satu penyumbang inflasi dari "administered prices" yang sebesar 4,04 persen (yoy).
"Sudah dalam kalkulasi kita semua. Kalau sifatnya Ramadhan, dengan tekanan yang lazim terjadi, sudah kita perhitungkan," ujar dia.
Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan pemerintah mengupayakan pengendalian laju inflasi saat Ramadhan dengan meningkatkan stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok terutama untuk komoditas rentan inflasi seperti beras, daging maupun cabai merah.
Dengan perumusan kebijakan tersebut, menurut dia, beberapa harga komoditas akan kembali mengalami penurunan, meski dalam periode ini harga pangan sudah stabil.
"Kita ada langkah khusus kebijakan yang diambil untuk mendorong harga turun terutama beras dan daging," kata Darmin.
Untuk itu, Darmin memproyeksikan laju inflasi tahun ke tahun (yoy) pada periode menjelang Lebaran atau akhir Mei 2018 tidak akan melampaui 3,5 persen.
Adapun, hingga akhir April 2018, inflasi sebesar ke 3,41 persen (tahun ke tahun/yoy).
Selama April 2018, terjadi perlambatan inflasi inti yang menjadi 0,15 persen (bulan ke bulan/mtm) dari Maret 2018 yang mencapai 0,19 persen (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti adalah emas perhiasan dan kontrak rumah.
Selain itu, inflasi April 2018 juga bersumber dari kelompok "administered prices" bersumber dari kenaikan harga bensin nonsubsidi (Pertalite) pada akhir Maret 2018. Secara tahunan, kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 4,04 persen (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 5,11 persen (yoy).
"Untuk kelompok tarif barang bergejolak (volatile food), ada panen holtikultura jadi sudah mereda inflasinya," kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Semarang, Rabu.
Menurut Dody, BI sudah mengkalkulasi semua tekanan inflasi yang akan timbul selama Ramadhan. Selain "volatile food", dampak dari kenaikan harga bensin non-subsidi juga mereda pada Mei 2018. Pada April 2018, kenaikan harga bensin non-subsidi yakni Pertalite menjadi salah satu penyumbang inflasi dari "administered prices" yang sebesar 4,04 persen (yoy).
"Sudah dalam kalkulasi kita semua. Kalau sifatnya Ramadhan, dengan tekanan yang lazim terjadi, sudah kita perhitungkan," ujar dia.
Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan pemerintah mengupayakan pengendalian laju inflasi saat Ramadhan dengan meningkatkan stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok terutama untuk komoditas rentan inflasi seperti beras, daging maupun cabai merah.
Dengan perumusan kebijakan tersebut, menurut dia, beberapa harga komoditas akan kembali mengalami penurunan, meski dalam periode ini harga pangan sudah stabil.
"Kita ada langkah khusus kebijakan yang diambil untuk mendorong harga turun terutama beras dan daging," kata Darmin.
Untuk itu, Darmin memproyeksikan laju inflasi tahun ke tahun (yoy) pada periode menjelang Lebaran atau akhir Mei 2018 tidak akan melampaui 3,5 persen.
Adapun, hingga akhir April 2018, inflasi sebesar ke 3,41 persen (tahun ke tahun/yoy).
Selama April 2018, terjadi perlambatan inflasi inti yang menjadi 0,15 persen (bulan ke bulan/mtm) dari Maret 2018 yang mencapai 0,19 persen (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti adalah emas perhiasan dan kontrak rumah.
Selain itu, inflasi April 2018 juga bersumber dari kelompok "administered prices" bersumber dari kenaikan harga bensin nonsubsidi (Pertalite) pada akhir Maret 2018. Secara tahunan, kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 4,04 persen (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 5,11 persen (yoy).
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018