Amuntai, (Antaranews Kalsel) -Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan mengalokasikan anggaran di APBD 2018 untuk bangun jamban sehat bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Abdul Wahid di Amuntai, Kamis mengatakan, dari 217 desa/kelurahan di wilayahnya baru sebanyak 20 desa yang penduduknya memiliki jamban didalam rumah.
"Jamban yang berada didalam rumah penduduknya bisa dikategorikan sebagai jamban sehat, baru 20 desa yang warganya memiliki jamban sehat, " ujar Wahid.
Wahid mengatakan, pembangunan Sanitasi ini memang agak terbentur dengan kebiasaan masyarakat yang masih senang buang air besar di sungai.
Kebiasaan ini, kata Wahid, tidak ada kaitannya dengan tingkat pendidikan dan jenis kelamin, sehingga menjadi tugas dan tanggung jawab bersama menghilangkan kebiasaan buruk ini.
"Saya pernah menemui warga buang hajat di batang bekas bangunan jamban, meski jambannya sudah dirobohkan tapi masih ada yang buang hajat di sana sambil pakai kain sarung," tutur Wahid.
Ia menegaskan bahwa Pemda HSU sangat memperhatikan masalah Sanitasi, sehingga selain rencana membangun jamban sehat juga memperluas layanan air bersih ke masyarakat.
Wahid menginformasikan, layanan air bersih baru dinikmati sekitar 62 persen masyarakat di Kabupaten HSU, pemda menargetkan semua kepala keluarga bisa menikmati layanan air bersih PDAM hingga akhir 2019 seiring Target Sanitasi Nasional 2015 - 2019.
"Tentu kita prioritaskan pembangunan jamban sehat ini bagi masyarakat kurang mampu, apakah akan dibangun jamban pribadi di tiap rumah atau jamban bersama," tandasnya.
Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Abdul Wahid di Amuntai, Kamis mengatakan, dari 217 desa/kelurahan di wilayahnya baru sebanyak 20 desa yang penduduknya memiliki jamban didalam rumah.
"Jamban yang berada didalam rumah penduduknya bisa dikategorikan sebagai jamban sehat, baru 20 desa yang warganya memiliki jamban sehat, " ujar Wahid.
Wahid mengatakan, pembangunan Sanitasi ini memang agak terbentur dengan kebiasaan masyarakat yang masih senang buang air besar di sungai.
Kebiasaan ini, kata Wahid, tidak ada kaitannya dengan tingkat pendidikan dan jenis kelamin, sehingga menjadi tugas dan tanggung jawab bersama menghilangkan kebiasaan buruk ini.
"Saya pernah menemui warga buang hajat di batang bekas bangunan jamban, meski jambannya sudah dirobohkan tapi masih ada yang buang hajat di sana sambil pakai kain sarung," tutur Wahid.
Ia menegaskan bahwa Pemda HSU sangat memperhatikan masalah Sanitasi, sehingga selain rencana membangun jamban sehat juga memperluas layanan air bersih ke masyarakat.
Wahid menginformasikan, layanan air bersih baru dinikmati sekitar 62 persen masyarakat di Kabupaten HSU, pemda menargetkan semua kepala keluarga bisa menikmati layanan air bersih PDAM hingga akhir 2019 seiring Target Sanitasi Nasional 2015 - 2019.
"Tentu kita prioritaskan pembangunan jamban sehat ini bagi masyarakat kurang mampu, apakah akan dibangun jamban pribadi di tiap rumah atau jamban bersama," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018