Amuntai, (Antaranews Kalsel) -Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan Muhammad Yani yakin beberapa tahun kedepan lahan rawa didaerahnya akan jadi rebutan petani dan nelayan untuk budidaya perikanan.


"Sekarang sudah ada cara budidaya dengan tehnik dan pemeliharaan yang mudah serta biaya murah yang hasil keuntungannya mencapai 100 persen lebih, bisa dikembangkan dilahan rawa," ujar Suriani di Amuntai, Rabu.

Suriani mengatakan, saat ini mungkin masyarakat masih banyak yang belum tahu dan menyadari potensi mencengangkan dari keberadaan lahan tidur berupa rawa.

"Tapi nanti beberapa tahun mendatang orang akan berebut mencari lahan rawa untuk budidaya perikanan," tandasnya.

Saat ini, katanya Dinas Perikanan masih mensosialisasikan tehnik budidaya pagar atau Fishpen kepada petani yang diawali di Desa Palimbang Kecamatan Haur Gading karena kawasan itu telah menjadi kawasan Minapolitan.

"Tahun ini dua desa di Kecamatan Amuntai Selatan akan kita jadikan lokasi budidaya sistem Fishpen ini agar semakin banyak petani yang mengetahuinya," terangnya.

Sistem Fishpen, sambungnya, lebih murah biaya untuk pembuatan pagar bambu ketimbang membuat keramba dari kayu ulin.

"Makanannya juga lebih murah, karena ada makanan alami seperti tumbuhan bio plankton dilahan rawa," katanya.

Bahkan, dilokasi budidaya Fishpen sekaligus untuk pembibitan ikan sehingga petani tak perlu beli bibit lagi.

Pada budidaya sistem Fishpen ini, petani bisa menunda penjualan ikan saat harga murah dengan pembudidayaan dan bisa menjualnya saat harga pasar mulai merangkak naik.

"Kita tengah menggalakan untuk budidaya ikan lokal seperti Ikan Sepat Siam, Gabus, Pepuyu dan Lampam yang harga komoditinya lebih mahal dibanding jenis ikan lain," kata Suriani.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018