Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit demam berdarah menyusul dua warga yang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
"Ada dua warga yang meninggal dunia dan dinyatakan positif demam berdarah sehingga kami menyatakan status KLB demam berdarah," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Yasna Khairina di Martapura, Jumat.
Dua warga yang meninggal dunia adalah kakak beradik Fahri yang berusia 4 tahun dan meninggal Senin (20/2) dan adiknya Ariadi yang baru berusia 1,5 tahun dan meninggal Kamis (23/2).
"Keduanya sempat menjalani perawatan di rumah sakit namun karena penyakitnya sudah parah sehingga nyawa mereka tidak tertolong dan meninggal hanya berselang hari," ungkapnya.
Ia mengatakan, ditetapkannya status KLB demam berdarah itu karena periode yang sama tahun sebelumnya tidak ada kasus demam berdarah yang menyebabkan penderitanya meninggal.
Menurut dia, status KLB demam berdarah itu merupakan peringatan bagi seluruh warga kabupaten setempat agar waspada terhadap serangan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegepty (AA) itu.
"Kami mengimbau warga waspada karena serangan demam berdarah diperkirakan meningkat seiring curah hujan yang tinggi sehingga banyak menimbulkan genangan air yang menjadi sarang nyamuk," ujarnya.
Dikatakan, langkah paling efektif mencegah serangan penyakit mematikan itu adalah memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk melalui gerakan 3 M (menutup, menguras dan mengubur).
Dijelaskan, gerakan 3 M sangat efektif karena mencegah jentik nyamuk sehingga tidak sempat berkembangbiak dan menjadi nyamuk dewasa yang bisa menularkan penyakit demam berdarah melalui gigitannya.
"Jadi kami sangat mengharapkan masyarakat menggalakan gerakan 3 M itu ditambah menggunakan bahan anti nyamuk atau memakai kelambu sewaktu tidur sehingga terhindar dari gigitan nyamuk," kata dia.
Ditambahkan, pihaknya sendiri sudah melakukan langkah untuk mencegah semakin banyaknya serangan penyakit itu baik melalui pengasapan (fogging) maupun imbauan dan penyuluhan kepada masyarakat.
"Pengasapan sudah dilakukan di sejumlah tempat terutama yang ada kasus demam berdarah. Namun, kami tetap mengharapkan masyarakat menggalakkan gerakan 3 M karena merupakan langkah paling efektif," katanya./zal/C
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012
"Ada dua warga yang meninggal dunia dan dinyatakan positif demam berdarah sehingga kami menyatakan status KLB demam berdarah," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Yasna Khairina di Martapura, Jumat.
Dua warga yang meninggal dunia adalah kakak beradik Fahri yang berusia 4 tahun dan meninggal Senin (20/2) dan adiknya Ariadi yang baru berusia 1,5 tahun dan meninggal Kamis (23/2).
"Keduanya sempat menjalani perawatan di rumah sakit namun karena penyakitnya sudah parah sehingga nyawa mereka tidak tertolong dan meninggal hanya berselang hari," ungkapnya.
Ia mengatakan, ditetapkannya status KLB demam berdarah itu karena periode yang sama tahun sebelumnya tidak ada kasus demam berdarah yang menyebabkan penderitanya meninggal.
Menurut dia, status KLB demam berdarah itu merupakan peringatan bagi seluruh warga kabupaten setempat agar waspada terhadap serangan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegepty (AA) itu.
"Kami mengimbau warga waspada karena serangan demam berdarah diperkirakan meningkat seiring curah hujan yang tinggi sehingga banyak menimbulkan genangan air yang menjadi sarang nyamuk," ujarnya.
Dikatakan, langkah paling efektif mencegah serangan penyakit mematikan itu adalah memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk melalui gerakan 3 M (menutup, menguras dan mengubur).
Dijelaskan, gerakan 3 M sangat efektif karena mencegah jentik nyamuk sehingga tidak sempat berkembangbiak dan menjadi nyamuk dewasa yang bisa menularkan penyakit demam berdarah melalui gigitannya.
"Jadi kami sangat mengharapkan masyarakat menggalakan gerakan 3 M itu ditambah menggunakan bahan anti nyamuk atau memakai kelambu sewaktu tidur sehingga terhindar dari gigitan nyamuk," kata dia.
Ditambahkan, pihaknya sendiri sudah melakukan langkah untuk mencegah semakin banyaknya serangan penyakit itu baik melalui pengasapan (fogging) maupun imbauan dan penyuluhan kepada masyarakat.
"Pengasapan sudah dilakukan di sejumlah tempat terutama yang ada kasus demam berdarah. Namun, kami tetap mengharapkan masyarakat menggalakkan gerakan 3 M karena merupakan langkah paling efektif," katanya./zal/C
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012