Amuntai, (Antaranews.Kalse) - Usaha kerajinan ilung atau Eceng Gondok di Kabupaten Hulu Sungai Utara cukup menggiurkan setidaknya perajin Desa Banyu Hirang Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan sudah membuktikannya.

Kini kelompok pengrajin eceng gondok tersebut, mampu meraup keuntungan hingga Rp30 juta per bulan, karena kerajinannya cukup diminati pengusaha dari berbagai daerah di Indonesia.

Pemilik Usaha kerajinan Eceng Gondok 'Kembang Ilung' Supiaannor di Amuntai, Rabu mengatakan, keuntungan usaha kerajinan eceng gondok miliknya tidak datang begitu saja.

"Saya memulai sejak 2005 melalui berbagai pelatihan, pameran dagang akhirnya terbuka pemasaran yang lebih intens," ujar Supian Noor.

Bersama sang Isteri Misnawartati, dirinya kini dipercaya memberikan pelatihan bagi kelompok perajin di desa lain melalui Program Kluster Anyaman Purun dan Ilung milik Bank Indonesia.

Supian mengatakan, semula ia hanya menggeluti produk kerajinan purun, namun seiring pelatihan yang laksanakan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Dikuperindag) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) bersama warga Desa Banyu Hirang mulai menggeluti anyaman eceng gondok.

Supian Noor lantas membentuk kelompok perajin Kembang ilung kini beranggotakan 20 orang yang mempelopori pengembangan usaha kerajinan berbahan ilung, tanpa meninggalkan anyaman purun yang merupakan keahlian turun kemurun yang diwariskan oleh orang tua mereka.

Pemasaran produk kerajinan anyaman eceng gondok sudah mencapai hingga pulau jawa meski tidak setiap bulan pesanan mengalir kepada kelompok perajin ini.

Supian berharap lebih banyak warga yang tertarik menggeluti kerajinan anyaman eceng gondok mengingat potensi pemasaran yang semakin terbuka lebar dan bahan baku melimpah karena hampir 90 persen wilayah Kabupaten HSU diliputi lahan rawa atau lebak.

"Kelompok kami siap membantu jika ada permintaan kelompok perajin lain yang ingin meningkatkan keterampilan membuat anyaman ilung atau eceng gondok," katanya.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Eddy Abdillah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017