Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Fraksi Partai Golkar DPRD Kalimantan Selatan menginginkan pengelolaan sampah di provinsinya yang terdiri atas 13 kabupaten/kota menjadi sumber daya bernilai ekonomi.

Keinginan itu dalam pemandangan umum terhadap Raperda tentang Pengelolaan Sampah di Kalimantan Selatan (Kalsel) yang disampaikan pada rapat paripurna DPRD provinsi setempat dipimpin ketuanya H Burhanuddin di Banjarmasin, Jumat.

Dalam pemandangan umum yang dibacakan Hj Syarifah Santiyansyah SH itu, Fraksi Partai Golkar (FPG) DPRD Kalsel menyarankan, untuk menjadikan sampai bernilai ekonomi perlu kerja sama atau melibatkan pihak swasta dan pelaku-pelaku ekonomi.

"Jadi dalam pengelolaan sampah tidak cuma untuk menunjang kelestarian lingkungan hidup, meningkatkan kesehatan masyarakat, kualitas lingkungan, melainkan pula menjadikan sampai sebagai sumber daya bernilai ekonomi," tegas FPG DPRD Kalsel tersebut.

Oleh sebab itu, FPG DPRD Kalsel yang diketuai Dr H Karlie Hanafi Kalianda SH MH mendukung dan menyambut positif pengajuan Raperda tentang Pengelolaan Sampah di provinsi tersebut oleh eksekutif/pemerintah provinsi (Pemprov) setempat.

Dalam pemandangan umum FPG itu juga berharap, dengan keberadaan Perda tentang Pengelolaan Sampah nantinya akan memberikan dorongan kepada pemerintah daerah (Pemda) untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sampai yang baik serta berwawasan lingkungan.

Selain itu, menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah, melakukan penelitian serta pengembangan teknologi pengurangan dan penanganan sampah.

Kemudian memfasilitasi, mengembangkan upaya pemanfaatan sampah, penyediaan sarana dan prasarana pengolahan sampah, lanjut wakil rakyat dari Partai Golkar tersebut,

Sementara itu, secara umum pengelolaan sampah di Kalsel untuk bernilai ekonomi antara lain melalui bank sampai yang belakangan semakin tumbuh dan berkembang, terutama jenis sampah kering.

Berbagai produk dari hasil pengelolaan atau daur ulang sampah kering di Kalsel yang semula merupakan limbah tak berharga, kini menjadi bernilai ekonomi.

Sedangkan sampah basah, pada umumnya diolah menjadi kompos atau pupuk organik, sehingga bisa bernilai ekonomi, karena buat penyubur tanaman.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017