Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Selatan serta Dinas Perhubungan menemui PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Integrated Terminal Banjarmasin terkait masalah Bahan Bakar Minyak (BBM), Senin.
Komisi III yang juga membidangi Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Perhubungan menemui Pertamina menindaklanjuti maraknya keluhan masyarakat mengenai kualitas BBM jenis pertalite pada sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di provinsi setempat belum lama ini.
Juga terkait kelangkaan pertamax pada sejumlah SPBU di Kalsel seiring kemunculan permasalahan pertalite dengan dugaan tercampur.
Baca juga: DPRD Kalsel minta Pertamina periksa keaslian BBM
Dalam kunjungan ke Pertamina itu, rombongan Komisi III dipimpin Ketuanya Mustaqimah dan turut mendampingi pihak kepolisian serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dalam rangka memastikan penanganan masalah BBM dilakukan secara terpadu.
Mustaqimah atau "Srikandi" Partai NasDem itu menyatakan fenomena tersebut harus segera disikapi, karena berdampak pada aktivitas masyarakat. Ia menekankan perlunya antisipasi dari Pertamina terkait meningkatnya mobilitas masyarakat pada bulan Desember.
“Terlebih kita di bulan Desember ini ada empat agenda di Kalsel khususnya, yang kemungkinan akan banyak mobilitas kendaraan. Pertama Haul Guru Sekumpul, libur sekolah, perayaan Hari Natal, dan juga Tahun Baru 2026," ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel II/Kabupaten Banjar itu.
Ia berharap Pertamina bisa mempersiapkan hal tersebut dengan menambah stok BBM dan memastikan kualitas dan spesifikasinya sesuai.
Baca juga: Puluhan kendaraan brebet, Pertamina Patra Niaga tegaskan mutu BBM sesuai spesifikasi
Menanggapi isu kualitas BBM, pihak Pertamina membantah tudingan adanya penurunan mutu pertalite. Mereka menegaskan bahwa seluruh jenis BBM yang mereka distribusikan telah melalui proses uji kualitas yang ketat.
IT Manager Banjarmasin, Suryandri, memastikan, bahwa persoalan yang terjadi bukan disebabkan kualitas BBM. “Secara kualitas dan kuantitas sudah sesuai dengan standar yang berlaku, sehingga kami dengan tegas membantah bahwa kerusakan kendaraan diakibatkan karena BBM yang kami distribusikan,” jelasnya.
Terkait kelangkaan BBM, Suryandri menjelaskan, bahwa hal tersebut karena gangguan pasokan terjadi akibat hambatan cuaca yang mempengaruhi kedatangan kapal pengangkut BBM.
“Hal tersebut dikarenakan kapal yang mengangkut BBM ke sini terkendala cuaca, sehingga terjadi keterlambatan. Tapi kami akan menyiasati dengan menambah volume muatan BBM untuk menghadapi empat agenda di bulan Desember yang tadi disebutkan,” ujarnya.
Editor : Mahdani
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025