Tanjung, (Antaranews Kalsel) - Polres Tabalong, Kalimantan Selatan, mencatat jumlah korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di daerah itu sejak awal tahun hingga Mei 2017 mencapai 21 orang.
Kapolres Tabalong AKBP Hardiono melalui Kanit Lantas Aiptu Aso Sutarya di Tanjung, Kamis, menyebutkan persentase lakalantas tertinggi terjadi di Kecamatan Kelua atau ruas Jalan Tanjung menuju Amuntai, Hulu Sungai Utara.
"Sebelumnya kasus lakalantas banyak terjadi di wilayah Utara seperti Muara Uya sebaliknya tahun ini lakalantas sering terjadi di Kelua," jelas Aso.
Data di Satlantas Polres Tabalong sejak Januari sampai Mei 2017, jumlah lakalantas sebanyak 22 kejadian dengan jumlah korban meninggal dunia 21 orang, luka berat dua orang dan luka ringan 13 orang.
Di tempat terpisah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tabalong Noor Rifani mengatakan kondisi jalan di Kelua memang sempit dan banyak tikungan tajam sehingga rawan lakalantas.
"Sebenarnya Balai Jalan dan Dinas PU sudah mengusulkan ke pemerintah pusat untuk membangun jalan baru sehingga tidak lagi berada di bantaran sungai yang menyebebkan penyempitan jalan serta tikungan," jelas Rifani.
Rifani menambahkan masyarakat juga bisa memanfaatkan jalan alternatif Tanta menuju Pugaan yang merupakan jalan kabupaten jika ingin ke kabupaten tetangga.
Untuk meningkatkan kualitas jalan dan jembatan di "Bumi Saraba Kawa" itu Dinas PU dan Penataan Ruang setempat mendapat dukungan Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp60 miliar termasuk untuk bidang pengairan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Kapolres Tabalong AKBP Hardiono melalui Kanit Lantas Aiptu Aso Sutarya di Tanjung, Kamis, menyebutkan persentase lakalantas tertinggi terjadi di Kecamatan Kelua atau ruas Jalan Tanjung menuju Amuntai, Hulu Sungai Utara.
"Sebelumnya kasus lakalantas banyak terjadi di wilayah Utara seperti Muara Uya sebaliknya tahun ini lakalantas sering terjadi di Kelua," jelas Aso.
Data di Satlantas Polres Tabalong sejak Januari sampai Mei 2017, jumlah lakalantas sebanyak 22 kejadian dengan jumlah korban meninggal dunia 21 orang, luka berat dua orang dan luka ringan 13 orang.
Di tempat terpisah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tabalong Noor Rifani mengatakan kondisi jalan di Kelua memang sempit dan banyak tikungan tajam sehingga rawan lakalantas.
"Sebenarnya Balai Jalan dan Dinas PU sudah mengusulkan ke pemerintah pusat untuk membangun jalan baru sehingga tidak lagi berada di bantaran sungai yang menyebebkan penyempitan jalan serta tikungan," jelas Rifani.
Rifani menambahkan masyarakat juga bisa memanfaatkan jalan alternatif Tanta menuju Pugaan yang merupakan jalan kabupaten jika ingin ke kabupaten tetangga.
Untuk meningkatkan kualitas jalan dan jembatan di "Bumi Saraba Kawa" itu Dinas PU dan Penataan Ruang setempat mendapat dukungan Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp60 miliar termasuk untuk bidang pengairan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017