Rantau, (Antaranews Kalsel) - Di Desa Timbaan Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin hampir seluruh kaum perempuannya menjadi pengrajin kain khas Kalimantan Selatan yakni Kain Sasirangan.
Mariyatul Ikrimah pengrajin sekaligus pengurus kelompok usaha kerajinan kain Sasirangan Cintawari di Desa Timbaan mengatakan, bahwa, masyarakat khususnya kaum perempuan di desanya tersebut selain bekerja sebagai petani juga sebagai pengrajin kain Sasirangan.
"Sekitar 30 kaum perempuan disini sengaja kami bina dan latih agar menjadi pengrajin Sasirangan sebagai upaya peningkatan perekonomian dan kreatifitas mereka," ujarnya, Senin (8/5) di Rumah Sasirangan Cintawari.
Dijelaskan Mariyatul, bahwa Kabupaten Tapin memiliki 14 motif Sasirangan khas Tapin, yakni Naga Balahendang, Bawang tunggal, Panting Polantan, Gasing kemuning, Ayunan Raja Datu Ujung.
Selain itu ada juga motif Dandang Badangung, Wayang Topeng, Parang Balingan, Buhan Tikup, Papan Surui, Halang Manyaung, Layang-layang bakacak Pinggang, Pucuk Papakuan, dan motif Anak Bajang Batuntung Tangan.
"Untuk motif Sasirangan paling laku atau paling sering dipesan yakni Motif Naga Balahendang, Halang Manyuang, Papan Surui, dan Panting, " ujarnya Mariyatul.
Diterangkannya, setiap motif memiliki filosofi tersendiri, seperti motif Naga Balahendang yang diambil dari legenda Tapin tentang manusia yang berubah menjadi seekor Naga.
"Untuk Motif Halang Manyaung itu filosofinya pertanda akan terjadi sesuatu yang kurang baik," terangnya lagi.
Namun menurutnya, belum adanya hak paten sehingga motif-motif khas Tapin tersebut dipakai oleh rumah produksi Sasirangan lain tanpa pemberitahuan sebelumnya.
"Saat ini kami terkendala belum adanya rumah produksi atau galeri sehingga kurang efektif dalam produksi dan kurang nyaman saat tamu berkunjung ketempat kami," keluhnya.
Denga itu, Mariyatul dan pengrajin lainnya berharap adanya bantuan pemerintah dalam penyediaan rumah produksi, sehingga lebih memaksimalkan kelompoknya dalam produksi kain khas Kalimantan Selatan Tersebut.
Sebelumnya, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Tapin Hj Ratna Ellyni Arifin Arpan mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pembinaan dan pelatihan kepada pengrajin-pengrajin yang ada di Tapin.
"Itu tanggung jawab kita bersama dalam pembinaan para pengrajin-pengrajin kerajinan khas Tapin agar tetap terjaga," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Mariyatul Ikrimah pengrajin sekaligus pengurus kelompok usaha kerajinan kain Sasirangan Cintawari di Desa Timbaan mengatakan, bahwa, masyarakat khususnya kaum perempuan di desanya tersebut selain bekerja sebagai petani juga sebagai pengrajin kain Sasirangan.
"Sekitar 30 kaum perempuan disini sengaja kami bina dan latih agar menjadi pengrajin Sasirangan sebagai upaya peningkatan perekonomian dan kreatifitas mereka," ujarnya, Senin (8/5) di Rumah Sasirangan Cintawari.
Dijelaskan Mariyatul, bahwa Kabupaten Tapin memiliki 14 motif Sasirangan khas Tapin, yakni Naga Balahendang, Bawang tunggal, Panting Polantan, Gasing kemuning, Ayunan Raja Datu Ujung.
Selain itu ada juga motif Dandang Badangung, Wayang Topeng, Parang Balingan, Buhan Tikup, Papan Surui, Halang Manyaung, Layang-layang bakacak Pinggang, Pucuk Papakuan, dan motif Anak Bajang Batuntung Tangan.
"Untuk motif Sasirangan paling laku atau paling sering dipesan yakni Motif Naga Balahendang, Halang Manyuang, Papan Surui, dan Panting, " ujarnya Mariyatul.
Diterangkannya, setiap motif memiliki filosofi tersendiri, seperti motif Naga Balahendang yang diambil dari legenda Tapin tentang manusia yang berubah menjadi seekor Naga.
"Untuk Motif Halang Manyaung itu filosofinya pertanda akan terjadi sesuatu yang kurang baik," terangnya lagi.
Namun menurutnya, belum adanya hak paten sehingga motif-motif khas Tapin tersebut dipakai oleh rumah produksi Sasirangan lain tanpa pemberitahuan sebelumnya.
"Saat ini kami terkendala belum adanya rumah produksi atau galeri sehingga kurang efektif dalam produksi dan kurang nyaman saat tamu berkunjung ketempat kami," keluhnya.
Denga itu, Mariyatul dan pengrajin lainnya berharap adanya bantuan pemerintah dalam penyediaan rumah produksi, sehingga lebih memaksimalkan kelompoknya dalam produksi kain khas Kalimantan Selatan Tersebut.
Sebelumnya, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Tapin Hj Ratna Ellyni Arifin Arpan mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pembinaan dan pelatihan kepada pengrajin-pengrajin yang ada di Tapin.
"Itu tanggung jawab kita bersama dalam pembinaan para pengrajin-pengrajin kerajinan khas Tapin agar tetap terjaga," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017