Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Dinas Sumberdaya Air dan Drainase Kota Banjarmasin menurunkan dua kapal pembersih sungai Martapura yang disebut kapal sapu-sapu untuk menghalau serbuan sampah yang datang dari hulu sungai.

"Kita berupaya maksimal menghalau besarnya sampai yang datang dari hulu sungai ini, dua kapal sapu-sapu sudah diturunkan dibantu kapal dari Dinas Perhubungan provinsi," ujar Kepala Dinas Sumberdaya Air dan Drainase Kota Banjarmasin Ir Muryanta di Balaikota Banjarmasin, Kamis.

Puluhan ton sampah terbawa ke hilir sungai di daerah Banjarmasin setiap harinya yang tidak hanya berupa eceng gondok tapi juga batang dan ranting kayu juga bambu yang sulit diangkat.

"Sudah tiga hari ini sampah besar datang ke sungai daerah kita, ini karena hujan lebat di daerah hulu sungai hingga arusnya derasnya membawa cepat ke hilir," terang Muryanta.

Dengan armada yang ada diharapkan sampah tidak sampai menutup permukaan sungai hingga mengganggu arus lalu lintas trasportasi sungai.

Muryanta pun berharap pemerintah provinsi ikut menangani masalah itu dan mengimbau daerah kabupaten lainnya di bagian hulu juga melakukan penanganan, sebab Sungai Martapura milik semua daerah.

"Sebab masalah ini sudah menjadi persoalan tahunan, daerah kita yang berada di bagian ujung sungai Martapura selalu menjadi sasaran tumpukan sampah ini," ucapnya.

Parahnya tumpukan sampah itu, beber Muryanta, bisa terjadi di bawah jembatan yakni di Jembatan Pasar Lama, Jembatan Dewi dan Jembatan Pangeran Antasari.

"Makanya kita jaga betul di tiga jembatan itu, agar jangan sampai sampah menyangkut besar di sana, sebab kalau seperti tahun lalu yang tidak bisa ditembus transportasi sungai akibat tebalnya sampah tersangkut," paparnya.

Dia pun menyatakan kondisi air sungai Martapura saat ini terlihat sangat keruh, di mana kondisi ini pengaruh dari kondisi daerah bagian hulu sungai yang kemungkinan besar hutannya banyak yang gundul.

"Makanya banyak batang-batang kayu cukup besar terikut arus sungai sampai ke daerah kita, masalah pembalakan hutan ini harus menjadi perhatian semua pihak, sebab berpotensi bencana," tutupnya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016