Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Hanif Faisol Nurofiq mengatakan dokumen persyaratan yang diajukan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) sudah lengkap untuk pengelolaan 621 hektare mangrove di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
"Saat ini verifikasi oleh tim Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari dan sepertinya tahapannya semakin cepat bahkan minggu depan sudah working area," kata Hanif di Banjarbaru, Jumat.
Baca juga: ULM kelola 629 hektare mangrove kembangkan hutan pendidikan lahan basah
Dia menyebut kawasan yang sepenuhnya ekosistem gambut dalam status hutan produksi itu bisa dikelola ULM sebagai kawasan hutan dengan pengelolaan khusus jika menteri menyetujui.
Dengan begitu, ULM diperbolehkan melaksanakan multiusaha untuk membangun dan memdayagunakan sumber daya setempat.
"Tentunya KLHK mendukung segala upaya universitas dalam pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup terutama di kehutanan," tegasnya.
Hanif mengungkapkan pula, di sekitar area mangrove di Kotabaru tersebut mengalir deras kawasan ekonomi khusus Pulau Laut yang kini berkembang pesat.
Bahkan kedepannya bisa menggantikan fungsi sentral pelabuhan Sungai Barito di Banjarmasin dan sekitarnya.
Baca juga: SBI bersama Pj Bupati Batola tanam 1.000 pohon mangrove rambai di Hari Bekantan
Apalagi penanganan Sungai Barito dengan sedimentasi hampir 400 meter kubik per hari cukup sulit mengingat kemampuan pengerukan alur Sungai Barito hanya mampu 100 meter kubik per hari.
Sementara Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri berterima kasih atas dukungan penuh KLHK dalam upaya ULM merealisasikan mimpinya mempunyai pusat penelitian mangrove dunia.
"Saat ini belum ada perguruan tinggi di dunia yang melakukan pengelolaan lahan mangrove seluas 621 hektare, jadi jika ini terealisasi maka ULM kampus pertama mewujudkannya," kata dia.
Alim menyatakan ULM telah mentasbihkan diri dalam upaya pengelolaan lingkungan lahan basah yang selama ini terus melakukan riset untuk pelestariannya.
"Makanya dukungan KLHK sangat penting dan hari ini dua Dirjen hadir di ULM sebagai komitmen percepatan dari apa yang terus kita dorong terkait optimalisasi pengelolaan lingkungan lahan basah," ujarnya.
Diketahui Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK Hanif Faisol Nurofiq dan Dirjen Perhutan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Bambang Supriyanto hadir di Auditorium ULM Banjarbaru dalam Kuliah Umum Perhutanan Sosial dan Lahan Basah.
Keduanya memberikan ilmu dan pengalamannya kepada mahasiswa guna memacu semangat civitas akademika ULM agar terus berkarya dengan melakukan riset di bidang lahan basah serta memahami arti penting perhutanan sosial.
Baca juga: BKSDA optimalkan 40 ribu hektare kawasan mangrove di Kalsel serap karbondioksida
Video:
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
"Saat ini verifikasi oleh tim Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari dan sepertinya tahapannya semakin cepat bahkan minggu depan sudah working area," kata Hanif di Banjarbaru, Jumat.
Baca juga: ULM kelola 629 hektare mangrove kembangkan hutan pendidikan lahan basah
Dia menyebut kawasan yang sepenuhnya ekosistem gambut dalam status hutan produksi itu bisa dikelola ULM sebagai kawasan hutan dengan pengelolaan khusus jika menteri menyetujui.
Dengan begitu, ULM diperbolehkan melaksanakan multiusaha untuk membangun dan memdayagunakan sumber daya setempat.
"Tentunya KLHK mendukung segala upaya universitas dalam pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup terutama di kehutanan," tegasnya.
Hanif mengungkapkan pula, di sekitar area mangrove di Kotabaru tersebut mengalir deras kawasan ekonomi khusus Pulau Laut yang kini berkembang pesat.
Bahkan kedepannya bisa menggantikan fungsi sentral pelabuhan Sungai Barito di Banjarmasin dan sekitarnya.
Baca juga: SBI bersama Pj Bupati Batola tanam 1.000 pohon mangrove rambai di Hari Bekantan
Apalagi penanganan Sungai Barito dengan sedimentasi hampir 400 meter kubik per hari cukup sulit mengingat kemampuan pengerukan alur Sungai Barito hanya mampu 100 meter kubik per hari.
Sementara Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri berterima kasih atas dukungan penuh KLHK dalam upaya ULM merealisasikan mimpinya mempunyai pusat penelitian mangrove dunia.
"Saat ini belum ada perguruan tinggi di dunia yang melakukan pengelolaan lahan mangrove seluas 621 hektare, jadi jika ini terealisasi maka ULM kampus pertama mewujudkannya," kata dia.
Alim menyatakan ULM telah mentasbihkan diri dalam upaya pengelolaan lingkungan lahan basah yang selama ini terus melakukan riset untuk pelestariannya.
"Makanya dukungan KLHK sangat penting dan hari ini dua Dirjen hadir di ULM sebagai komitmen percepatan dari apa yang terus kita dorong terkait optimalisasi pengelolaan lingkungan lahan basah," ujarnya.
Diketahui Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK Hanif Faisol Nurofiq dan Dirjen Perhutan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Bambang Supriyanto hadir di Auditorium ULM Banjarbaru dalam Kuliah Umum Perhutanan Sosial dan Lahan Basah.
Keduanya memberikan ilmu dan pengalamannya kepada mahasiswa guna memacu semangat civitas akademika ULM agar terus berkarya dengan melakukan riset di bidang lahan basah serta memahami arti penting perhutanan sosial.
Baca juga: BKSDA optimalkan 40 ribu hektare kawasan mangrove di Kalsel serap karbondioksida
Video:
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024