Warga masyarakat pesisir Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) seperti daerah Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) mengeluhkan masalah pertanian.
Wakil Ketua DPRD Kalsel Muhammad Syaripuddin atau yang akrab dengan sapaan Bang Dhin mengungkapkan itu, Selasa sesudah melakukan reses di daerah pemilihannya Kotabaru dan Tanbu, 21-28 Januari 2024.
Mantan anggota DPRD "Bumi Bersujud" Tanbu yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Kalsel itu mengungkapkan, permasalahan pupuk bersubsidi masih menjadi keluhan petani daerah pemilihannya.
Begitu juga alat tangkap ikan serta daya beli hasil perikanan dan pertanian lainnya masih menjadi keluhan warga Bumi Bersujud Tanbu dan "Bumi Sa-ijaan" Kotabaru.
Oleh karenanya, politikus muda bergelar sarjana ekonomi dan magister administrasi publik (MAP) itu meminta pemerintah agar "membuka mata" memperhatikan masalah petani tersebut seperti halnya di daerah pesisir Kalsel.
Bang Dhin akan menindaklanjuti hasil reses atau keluhan yang merupakan aspirasi masyarakat atau konstituen sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
"Sebagai contoh permasalahan yang merupakan kewenangan pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel akan kita bicarakan dengan rekan-rekan di Dewan provinsi serta instansi terkait," ujar wakil rakyat yang juga pecinta bola tersebut.
"Demikian pula yang merupakan kewenangan pemerintah pusat, tentu kita komunikasi dengan anggota DPR RI asal Kalsel serta bersama instansi terkait tingkat provinsi mengkonsultasikan dengan kementerian yang bersangkutan," demikian Bang Dhin.
Selain berkaitan ekonomi, warga Bumi Bersujud Tanbu dan Bumi Sa-ijaan Kotabaru juga menyampaikan masalah yang berhubungan dengan infrastruktur, pendidikan dan lainnya.
Pesisir timur atau tenggara Kalsel yang berbatasan Laut Sulawesi dan Selat Makassar serta di selatan dengan Laut Jawa (Laut Indonesia) memiliki sumber daya kelautan cukup potensial.
Selain itu, memiliki sumber daya alam (SDA) yang juga potensial seperti tambang batu bara serta bijih besi, dan terdapat beberapa perusahaan besar perkebunan kelapa sawit.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Wakil Ketua DPRD Kalsel Muhammad Syaripuddin atau yang akrab dengan sapaan Bang Dhin mengungkapkan itu, Selasa sesudah melakukan reses di daerah pemilihannya Kotabaru dan Tanbu, 21-28 Januari 2024.
Mantan anggota DPRD "Bumi Bersujud" Tanbu yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Kalsel itu mengungkapkan, permasalahan pupuk bersubsidi masih menjadi keluhan petani daerah pemilihannya.
Begitu juga alat tangkap ikan serta daya beli hasil perikanan dan pertanian lainnya masih menjadi keluhan warga Bumi Bersujud Tanbu dan "Bumi Sa-ijaan" Kotabaru.
Oleh karenanya, politikus muda bergelar sarjana ekonomi dan magister administrasi publik (MAP) itu meminta pemerintah agar "membuka mata" memperhatikan masalah petani tersebut seperti halnya di daerah pesisir Kalsel.
Bang Dhin akan menindaklanjuti hasil reses atau keluhan yang merupakan aspirasi masyarakat atau konstituen sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
"Sebagai contoh permasalahan yang merupakan kewenangan pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel akan kita bicarakan dengan rekan-rekan di Dewan provinsi serta instansi terkait," ujar wakil rakyat yang juga pecinta bola tersebut.
"Demikian pula yang merupakan kewenangan pemerintah pusat, tentu kita komunikasi dengan anggota DPR RI asal Kalsel serta bersama instansi terkait tingkat provinsi mengkonsultasikan dengan kementerian yang bersangkutan," demikian Bang Dhin.
Selain berkaitan ekonomi, warga Bumi Bersujud Tanbu dan Bumi Sa-ijaan Kotabaru juga menyampaikan masalah yang berhubungan dengan infrastruktur, pendidikan dan lainnya.
Pesisir timur atau tenggara Kalsel yang berbatasan Laut Sulawesi dan Selat Makassar serta di selatan dengan Laut Jawa (Laut Indonesia) memiliki sumber daya kelautan cukup potensial.
Selain itu, memiliki sumber daya alam (SDA) yang juga potensial seperti tambang batu bara serta bijih besi, dan terdapat beberapa perusahaan besar perkebunan kelapa sawit.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024