Penjabat Bupati Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan Syarifuddin memantau langsung daerah rawan banjir di area tambang batubara yang kerap menghambat mobilitas orang dan barang di ruas jalan utama masyarakat.

"Kita mengawal dari Forkopimda dan pihak perusahaan bagaimana hal seperti ini bisa teratasi sehingga kelancaran masyarakat bisa pulih," ujarnya saat berdiri di ruas jalan yang diapit lubang tambang di Kabupaten Tapin, Selasa.

Baca juga: Pemkab Tapin minta perusahaan tambang kelola lingkungan agar tak banjir lagi

Syarifuddin mengungkapkan setiap curah hujan tinggi jalan penghubung tersebut kerap terjadi banjir, hal demikian menuai keluhan dari masyarakat yang melintas.

"Ini akses satu-satunya menuju Kecamatan Piani," ujarnya.

Camat Piani Arie Wijaya mengatakan banjir di jalan penghubung antardesa-antarkabupaten di wilayah Desa Bitahan Baru ini terjadi terakhir kali pada Senin (8/1/2024) dan saat Natal tadi.

"Terakhir ke dalam air sekitar satu meter, merendam jalan sepanjang 50 meter memiliki arus yang kuat," ungkapnya.

Baca juga: Banjir dari area tambang batubara masih ancam keselamatan warga

Disaksikan Arie dampak banjir tersebut sempat melumpuhkan mobilitas orang dan barang, diperkirakan hingga sekitar tiga jam.

"Sempat lumpuh orang mau ke sekolah, ke kantor dan bekerja tak bisa lewat," ujarnya.

Diketahui banjir ini tak hanya kemarin, namun tahun sebelumnya juga pernah terjadi. Kejadian yang paling menyita perhatian pada Selasa (28/2/2023) laju transportasi nyaris putus sehingga membuat TNI-Polri hingga relawan gotong royong melakukan penyeberangan darurat.

Penyebab kejadian banjir di area tambang batubara tersebut dituding akibat pengelolaan lingkungan yang tak sesuai oleh perusahaan sekitar jalan.

Baca juga: 2.659 jiwa terdampak banjir di Tapin

Wakil Kepala Teknik Tambang PT Energi Batubara Lestari (EBL) Binner Joni Alson salah satu pihak perusahaan yang menambang di sekitar lokasi kejadian mengatakan akan bersinergi dengan para pihak untuk menuntaskan permasalahan tersebut.

"Untuk antisipasi sementara kami akan menyiapkan pompa fungsinya untuk penurunan air," ungkapnya.

Disinggung terkait pengelolaan lingkungan yang tak sesuai sehingga menyebabkan banjir, Binner menjawab peristiwa tersebut terjadi karena faktor curah hujan yang tinggi sejak beberapa hari terakhir.

Baca juga: Banjir disertai lumpur cemari rumah hingga sumur warga Tapin

Video:
 
 


 

Pewarta: M Fauzi Fadillah

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024