Sungai Benawa dan Sungai Layuh meluap sehingga meredam lahan sawah di Kecamatan Batu Benawa pinggiran Pegunungan Meratus Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa.

Berdasarkan catatan, luapan Sungai Benawa sudah tiga kali terjadi selama kurun waktu satu bulan terakhir melanda Kabupaten HST yang merupakan sentra pertanian itu.

Baca juga: Pemilik wisata di HST diminta waspadai potensi banjir

Luapan sungai tersebut merendam bibit padi yang baru tanam, serta menghanyutkan "taradak" (anakan padi yang siap tanam) sehingga sebagian petani alami keterlambatan bercocok tanam.

Selain itu, beberapa kawasan terendam, seperti Jalan Kamasan dan Jalan Ulama, serta sebagian Pasar Murakata.

Sementara itu, Ketua Posko Meratus Kecamatan Hantakan Kabupaten HST Kasman Susanto mengungkapkan luapan sungai tersebut kembali menerjang jembatan darurat di Desa Alat Kecamatan Hantakan.

"Padahal sesudah terjangan baah (banjir) pada 7 Desember lalu, masyarakat setempat memperbaiki. Tapi baru sekitar lima jam selesai perbaikan baah kembali menerjang," ujar Kasman.

Baca juga: Endapan pasir "baah" jadi bisnis

Diketahui, tiga kali banjir terakhir tidak sedahsyat bencana banjir pada Januari 2021 yang menimbulkan dampak cukup parah, seperti sejumlah lahan padi siap panen tertimbun lumpur atau "bulanak".

Bencana banjir pada 2021 menghanyutkan rumah penduduk di Desa Alat serta merusak sejumlah jembatan gantung yang hingga saat ini belum  ada perbaikan.

Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, banjir melanda "Bumi Murakata" Kabupaten HST, yaitu 7 dan 31 Desember lalu atau saat malam Tahun Baru, dan 2 Januari 2024.

Baca juga: Jembatan hanyut, warga Desa Alat Hantakan putar jalan satu kilometer
 
Jembatan gantung yang rusak akibat banjir pada Januari 2021 belum diperbaiki di Desa Alat, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Minggu (31/12/2023). (ANTARA/Syamsuddin Hasan)

 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024