Keanggotaan DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang berjumlah 55 orang kembali lengkap setelah sempat beberapa bulan kosong satu dari Partai Hati Nurani Rakyat atau Hanura.
Sekretaris DPRD (Sekwan) Kalsel Muhammad Jaini menyatakan itu di sela-sela "general repatisi" pengambilan/pengucapan sumpah/janji pengganti antarwaktu (PAW) partai politik (parpol) tersebut di Banjarmasin, Rabu siang.
"Alhamdulillah pelaksanaan general repatisi berjalan lancar. Kita harapkan pada hari 'H: nya pelaksanaan pengambilan/pengucapan sumpah/janji, 10 November 2023 sesudah Shalat Jumat juga berjalan lancar," kata M Jaini.
Sementara itu, Erma Syahrani selaku calon PAW keanggotaan DPRD Kalsel tersebut menyatakan, melanjutkan program anggota Dewan provinsi sebelumnya.
"Yang jelas kita akan turut menunjang sebaik mungkin tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Komisi I Bidang Pemerintahan Hukum dan Hak Asasi Manusia DPRD Kalsel yang akan saya duduki," kata Erma, didampingi suaminya H Taufik yang juga seorang pengacara.
Walau dari parpol dan daerah pemilihan (Dapil) yang sama yaitu Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), tapi asal yang berbeda.
Erma asal Margasari (sekitar 117: km utara Banjarmasin) Tapin, sedangkan yang terdahulu dari Barabai (165 km utara Banjarmasin) "Bumi Murakata" HS.
Sebelumnya keanggotaan DPRD Kalsel periode 2019 - 2024 dari Hanura Hj Rizki Niraz Anggraini yang pindah parpol yaitu ke Partai Demokrat mengikuti suaminya Zulfa Asma Vikra.
Namun pada Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024 Zulfa tetap mencalon anggota provinsi setempat, sedangkan Niraz mencalon anggota DPR RI mengikuti ayahnya/Saiful Rasyid - mantan Bupati Hulu Sungai Tengah (HST) Kalsel dua periode.
Sekwan Kalsel Muhammad Jaini memberi keterangan pers usai general repatisi pergantian antarwaktu atas nama Hj Erma Syahriani di Banjarmasin, Rabu (8/11/23). (ANTARA/Syamsuddin Hasan)
Keanggotaan DPRD Kalsel periode 2019-2024: terdiri dari Partai Golkar 12 orang, PDI Perjuangan dan Partai Gerindra masing-masing delapan, serta Partai Amanat Nasional (PAN) enam orang.
Selain itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masing-masing lima orang, Partai BasDem empat, PPP dan Demokrat masing-masing tiga, kemudian seorang "Srikandi" Hanura.
